Makna dan Pentingnya Sifat Apostolik dalam Gerej

Dalam Gereja, terdapat istilah "apostolik" yang memiliki makna dan pentingan yang mendalam. Kata "apostolik" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "apo" yang berarti mengirim atau mengutus, dan "stolos" yang berarti membangun atau memasukkan. Dalam konteks Gereja, istilah ini mengacu pada utusan atau saksi-saksi Kristus yang diutus ke seluruh dunia untuk menyampaikan Injil dan mewartakan Kerajaan Allah. Dalam Perjanjian Baru, kata "apostolik" berarti rasul atau utusan, sedangkan kata "apostole" berarti kerasulan. Gereja yang bersifat apostolik berarti Gereja yang hidup dan berkembang dengan tergerak oleh Roh Kudus, dan senantiasa berpegang pada tradisi Gereja para Rasul sebagai norma imannya. Ajaran Kitab Suci juga menggarisbawahi pentingnya sifat apostolik dalam Gereja. Yesus sendiri mengutus para rasul-Nya dengan perintah untuk mengajar semua bangsa, membaptis mereka, dan mengajarkan mereka untuk taat kepada segala perintah-Nya (Matius 28:19-20). Dalam hal ini, sifat apostolik menjadi landasan bagi misi Gereja untuk melanjutkan karya keselamatan Kristus di dunia. Gereja yang memiliki sifat apostolik juga memiliki sifat kudus. Sifat kudus ini tidak hanya merujuk pada kesucian moral, tetapi juga pada kesucian dalam pengajaran dan tradisi Gereja. Gereja yang kudus adalah Gereja yang dipimpin oleh Roh Kudus dan hidup dalam kesatuan dengan Kristus. Dalam kesimpulan, sifat apostolik dalam Gereja memiliki makna dan pentingan yang besar. Gereja yang bersifat apostolik adalah Gereja yang diutus oleh Yesus Kristus melalui Roh Kudus untuk melanjutkan karya keselamatan-Nya di dunia. Sifat apostolik ini juga menjadi landasan bagi misi Gereja dan menjadi sumber kekudusan dalam pengajaran dan tradisi Gereja. Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota Gereja untuk memahami dan menghayati sifat apostolik ini dalam kehidupan iman mereka.