Larangan Kepemilikan Tanah Absentee: Mengapa dan Bagaimana? ##

essays-star 4 (257 suara)

Pengertian Kepemilikan Tanah Absentee Kepemilikan tanah absentee merujuk pada kepemilikan tanah oleh seseorang atau badan hukum yang tidak berdomisili atau tidak tinggal di wilayah tempat tanah tersebut berada. Mereka tidak secara aktif mengelola atau memanfaatkan tanah tersebut, melainkan hanya memiliki hak kepemilikan atasnya. Alasan Pelarangan Kepemilikan Tanah Absentee Larangan kepemilikan tanah absentee, seperti yang tercantum dalam Pasal 3d PP 41/1964, didasarkan pada beberapa alasan penting: * Keadilan Sosial: Kepemilikan tanah absentee dapat memicu ketidakadilan sosial, karena tanah yang seharusnya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, justru dikuasai oleh pihak yang tidak berdomisili di wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi. * Peningkatan Produktivitas: Kepemilikan tanah absentee cenderung tidak mendorong peningkatan produktivitas tanah. Tanah yang tidak dikelola secara aktif dapat menjadi tidak produktif dan terbengkalai, sehingga merugikan perekonomian nasional. * Kemandirian Pangan: Larangan kepemilikan tanah absentee bertujuan untuk mendorong kemandirian pangan nasional. Dengan melarang kepemilikan tanah oleh pihak yang tidak berdomisili, diharapkan tanah pertanian dapat dikelola oleh masyarakat setempat, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor. * Stabilitas Nasional: Kepemilikan tanah absentee dapat memicu konflik sosial dan ketidakstabilan nasional. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat setempat merasa dirugikan oleh kepemilikan tanah oleh pihak luar yang tidak berdomisili di wilayah tersebut. Kesimpulan Larangan kepemilikan tanah absentee merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan keadilan sosial, meningkatkan produktivitas tanah, mencapai kemandirian pangan, dan menjaga stabilitas nasional. Dengan melarang kepemilikan tanah oleh pihak yang tidak berdomisili, diharapkan tanah dapat dikelola secara optimal oleh masyarakat setempat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Sumber Referensi: * Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian. * Landreform: Pengertian, Tujuan, dan Ketentuan-ketentuan di Indonesia. * Pelaksanaan Landreform di Indonesia. * Administrasi Pengadaan Tanah. * Pengertian dan Maksud Pengadaan Tanah. * Tata Cara Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Catatan: * Artikel ini ditulis berdasarkan informasi yang tersedia dalam sumber referensi yang diberikan. * Artikel ini tidak membahas aspek hukum secara mendalam, dan hanya memberikan gambaran umum mengenai larangan kepemilikan tanah absentee. * Untuk informasi lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau lembaga terkait.