Pentingnya Transparansi dan Integritas dalam Pengelolaan Dana CSR di Sekolah

Sebagai seorang kepala sekolah yang baru diangkat di SMA Bak Nusantara, Pak Doni dihadapkan pada situasi yang menuntut keputusan yang bijaksana. Sekolah tersebut baru saja menerima dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dari sebuah perusahaan minyak yang peduli pada dunia pendidikan. Dana tersebut diberikan untuk membiayai pelatihan guru dalam bidang literasi digital. Setelah acara pelatihan guru selesai, Ibu Rini, bendahara kegiatan, menginformasikan kepada Pak Doni bahwa para guru bertanya apakah akan ada acara makan-makan. Ibu Rini juga menyampaikan bahwa masih ada sisa dana CSR yang belum digunakan, dan usulannya adalah menggunakan sisa dana tersebut untuk makan-makan para guru di restoran terdekat. Namun, Ibu Rini juga mengungkapkan bahwa sebelumnya ia terbiasa membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara makan-makan tersebut, dengan sepengetahuan kepala sekolah sebelumnya. Situasi ini menimbulkan pertanyaan etika dan integritas dalam pengelolaan dana CSR di sekolah. Sebagai seorang kepala sekolah yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana tersebut, Pak Doni dihadapkan pada pilihan yang sulit. Apakah ia akan membiarkan praktik kwitansi palsu dilanjutkan ataukah ia akan mengambil tindakan yang jujur dan transparan? Dalam situasi seperti ini, penting bagi Pak Doni untuk mengutamakan integritas dan transparansi dalam pengelolaan dana CSR di sekolah. Sebagai seorang pemimpin, ia harus memberikan contoh yang baik kepada guru-guru dan siswa-siswa bahwa pengelolaan dana harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran. Pak Doni dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk mengatasi situasi ini. Pertama, ia harus berkomunikasi dengan Ibu Rini dan menjelaskan pentingnya transparansi dan integritas dalam pengelolaan dana CSR. Ia harus menegaskan bahwa praktik kwitansi palsu tidak dapat diterima dan harus dihentikan. Selanjutnya, Pak Doni dapat mengajukan usulan kepada perusahaan minyak yang memberikan dana CSR untuk menggunakan sisa dana tersebut untuk kegiatan yang lebih bermanfaat bagi siswa-siswa, seperti membeli buku-buku atau peralatan pendukung literasi digital. Dengan demikian, dana CSR dapat digunakan secara efektif dan sesuai dengan tujuan awalnya. Pak Doni juga dapat melibatkan guru-guru dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan dana CSR. Dengan melibatkan mereka, Pak Doni dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk kepentingan sekolah dan siswa-siswa. Dalam menghadapi situasi ini, Pak Doni harus mengutamakan kejujuran, transparansi, dan integritas dalam pengelolaan dana CSR di sekolah. Dengan mengambil tindakan yang tepat, ia dapat menciptakan lingkungan yang berintegritas dan memberikan contoh yang baik bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan di SMA Bak Nusantara.