Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran Membuat Animasi di SMK Merdek

Di SMK Merdeka, Pak Sony menerapkan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran membuat animasi. Teori belajar behavioristik menekankan pada penggunaan rangsangan eksternal untuk memotivasi siswa dalam belajar. Dalam konteks pembelajaran membuat animasi, Pak Sony memberikan arahan yang jelas tentang kriteria animasi yang diharapkan dan memotivasi siswa dengan mengikuti hasil lomba di sekolah. Empat karakteristik penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran membuat animasi di SMK Merdeka adalah: 1. Penggunaan Rangsangan Eksternal: Pak Sony memberikan arahan yang jelas tentang kriteria animasi yang diharapkan. Rangsangan eksternal ini berupa informasi yang diberikan oleh guru untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan. 2. Penggunaan Penghargaan dan Hukuman: Dalam hal ini, penghargaan berupa pengakuan dan pujian dari guru dan teman sebaya dapat memotivasi siswa untuk berprestasi. Sementara itu, hukuman atau konsekuensi negatif juga dapat diterapkan jika siswa tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan. 3. Pembelajaran Berbasis Uji Coba: Pak Sony meminta siswa untuk membuat animasi dan menunjukkannya kepada kelas. Ini adalah bentuk uji coba yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dan menerima umpan balik dari guru dan teman sebaya. 4. Penggunaan Aplikasi Pembuat Animasi: Siswa diizinkan untuk menggunakan berbagai aplikasi pembuat animasi seperti Animaker, GoAnimate, atau aplikasi lainnya. Ini memberikan siswa kesempatan untuk berkreasi dan menunjukkan keterampilan mereka dalam membuat animasi. Dengan menerapkan teori belajar behavioristik, Pak Sony menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi siswa untuk berprestasi dalam pembelajaran membuat animasi. Rangsangan eksternal, penghargaan, uji coba, dan penggunaan aplikasi pembuat animasi semuanya berkontribusi dalam menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif bagi siswa di SMK Merdeka.