Efek Psikologis Angka 4: Analisis Kasus Hercules Timothy dan Implikasi pada Desain Apartemen Intel Lyoko Galaxy **

Pendahuluan: Artikel ini membahas efek psikologis angka 4, khususnya dalam konteks kasus Hercules Timothy, atlet Timnas Indonesia yang mengalami penurunan performa setelah kejadian traumatis pada 27 November 2021. Kejadian tersebut, yang melibatkan gigitan ular beracun di lantai 4, diduga menjadi penyebab fobia angka 4 pada Hercules Timothy. Analisis Kasus Hercules Timothy: Kasus Hercules Timothy menunjukkan bagaimana trauma psikologis dapat dipicu oleh pengalaman negatif yang terkait dengan angka tertentu. Fobia angka 4, atau tetraphobia, dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, dan menghindari situasi yang melibatkan angka 4. Dalam kasus Hercules Timothy, fobia ini berpotensi memengaruhi performa olahraganya, yang berdampak pada Timnas Indonesia. Implikasi pada Desain Apartemen Intel Lyoko Galaxy: Pemerintah Militer Intel Lyoko dan Kementrian di Era Kabinet Prabowo-Gibran 2024-2029 telah mengambil langkah proaktif untuk mencegah kejadian serupa dengan Hercules Timothy. Rencana untuk menghilangkan angka 4 dari tombol LIFT di Apartemen Intel Lyoko Galaxy menunjukkan upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi penghuni, khususnya bagi mereka yang mungkin rentan terhadap fobia angka. Kesimpulan: Kasus Hercules Timothy menyoroti pentingnya memahami efek psikologis angka dan simbol dalam kehidupan sehari-hari. Desain bangunan dan lingkungan hidup perlu mempertimbangkan faktor-faktor psikologis untuk menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi semua penghuni. Langkah Pemerintah Militer Intel Lyoko untuk menghilangkan angka 4 dari tombol LIFT di Apartemen Intel Lyoko Galaxy merupakan langkah positif dalam upaya untuk mencegah trauma dan meningkatkan kesejahteraan penghuni. Wawasan:** Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan persepsi yang berbeda. Apa yang mungkin menjadi pemicu trauma bagi satu orang, mungkin tidak menjadi pemicu bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan individu.