Lari Tergesa, Kaki Terkilir **

Hari itu, Ria bergegas pulang dari sekolah. Senyum lebar terukir di wajahnya, mengingat cerita seru yang baru saja ia dengar dari teman-temannya. Langkah kakinya pun semakin cepat, ingin segera berbagi cerita dengan Shani, kakaknya yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Tanpa sadar, Ria terburu-buru melewati jalan setapak yang sedikit berlubang. Kakinya tersandung, dan seketika tubuhnya terjatuh. Rasa sakit menusuk di pergelangan kakinya. Ria meringis, menahan air mata yang ingin keluar. Shani yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri Ria. Wajahnya langsung berubah khawatir. "Ria, kamu kenapa? Kenapa jatuh?" tanya Shani dengan suara panik. Ria hanya bisa menggeleng, menahan rasa sakit yang semakin menjadi. "Kakiku, kak," jawab Ria terbata-bata. Shani segera memeriksa kaki Ria. "Astaga, kakimu terkilir," gumam Shani. Shani langsung menggendong Ria dan membawanya ke mobil. Sepanjang perjalanan, Shani terus menenangkan Ria dan mengusap lembut rambut adiknya. Sesampainya di rumah, Shani langsung mengoleskan minyak kayu putih ke kaki Ria. Ria mengerang kesakitan, tapi Shani terus menenangkannya. "Sabar ya, Ria. Nanti kakinya cepat sembuh kok," kata Shani sambil tersenyum lembut. Ria mengangguk pelan. Meskipun kakinya sakit, Ria merasa tenang karena Shani selalu ada di sisinya. Penutup:** Kejadian itu mengajarkan Ria untuk lebih berhati-hati dalam berlari. Ria juga semakin bersyukur memiliki kakak seperti Shani yang selalu ada untuknya dalam suka dan duka.