Pentingnya Nilai-nilai Ekstrinsik dalam Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra yang kaya akan nilai-nilai ekstrinsik. Nilai-nilai ini dapat ditemukan dalam kutipan-kutipan hikayat yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa kutipan hikayat yang mencerminkan nilai-nilai ekstrinsik seperti nilai moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai religius, dan nilai budaya. Kutipan Hikayat: 1. "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang: sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." (Nilai sosial) Kutipan ini menggambarkan nilai sosial yang penting dalam kehidupan kita. Dalam hikayat ini, seorang hamba meminta bantuan untuk menyeberangi sungai yang dalam. Ini menunjukkan pentingnya saling membantu dan peduli terhadap sesama. Nilai sosial seperti ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari kita, di mana kita perlu saling mendukung dan membantu satu sama lain. 2. Maka kata permaisuri, "Kakang Aji marilah kita memuja pada segala Dewa-Dewa memohonkan kalau-kalau dianugerahkan oleh Dewata mulia raja akan kita akan anak ini." (Nilai religius) Kutipan ini menyoroti nilai religius yang ada dalam hikayat ini. Permaisuri memohon kepada Dewa-Dewa agar diberikan anugerah berupa seorang anak. Ini menunjukkan pentingnya keyakinan dan kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi. Nilai religius seperti ini sering kali menjadi landasan moral dan etika dalam kehidupan kita. 3. "Hai, segala menteri dan hulubalang dan orang besarbesar dan orang kaya dan tuan-tuan sekaliannya, pada bicaraku ini, jikalau Kakanda selama-lamanya menjadi raja di dalam negeri ini, bahwa aku pun tiadalah menjadi raja selama-lamanya, melainkan marilah kita langgar dan kita keluarkan akan Kakanda, supaya negeri itu terserah kepadaku." (Nilai sosial) Kutipan ini mencerminkan nilai sosial yang kuat dalam hikayat ini. Dalam konteks ini, nilai sosial mengacu pada pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. Meskipun seseorang memiliki kekuasaan, mereka harus tetap menghormati hak-hak orang lain dan tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Nilai sosial seperti ini penting dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis. 4. "Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru." (Nilai pendidikan) Kutipan ini menunjukkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan seorang anak. Dalam hikayat ini, Khojan Maimun diberikan kesempatan untuk belajar dari banyak guru. Ini menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter dan pengetahuan seseorang. Nilai pendidikan seperti ini sangat relevan dalam dunia modern kita, di mana pendidikan dianggap sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan. 5. "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang: sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." (Nilai budaya) Kutipan ini mencerminkan nilai budaya yang ada dalam hikayat ini. Dalam budaya kita, saling menghormati dan menghargai orang lain adalah nilai yang sangat dihargai. Dalam kutipan ini, seorang hamba meminta bantuan dengan sopan dan menghormati tuannya. Ini menunjukkan pentingnya nilai-nilai budaya dalam interaksi sosial kita. Dalam kesimpulan, hikayat adalah sumber nilai-nilai ekstrinsik yang kaya. Melalui kutipan-kutipan hikayat yang mencerminkan nilai moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai religius, dan nilai budaya, kita dapat belajar banyak tentang kehidupan dan nilai-nilai yang penting dalam masyarakat kita. Penting bagi kita untuk menghargai dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari kita untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.