Sistem Pemerintahan pada Masa Demokrasi Parlementer

Sistem pemerintahan pada masa Demokrasi Parlementer adalah sebuah sistem di mana kekuasaan eksekutif terletak pada kabinet yang dipilih oleh parlemen. Dalam sistem ini, parlemen memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan pemerintah dan mengawasi kinerja kabinet. Pertanyaan 1: Bagaimanakah sistem pemerintahan pada masa Demokrasi Parlementer? Jawab: Pada masa Demokrasi Parlementer, sistem pemerintahan didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif. Kabinet yang terdiri dari anggota parlemen yang dipilih oleh partai politik memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pemerintahan dan mengambil keputusan-keputusan penting. Parlemen, di sisi lain, memiliki peran dalam mengawasi kinerja kabinet dan menentukan kebijakan pemerintah melalui debat dan pemungutan suara. Pertanyaan 2: Mengapa sering terjadi pergantian kabinet? Jawab: Pergantian kabinet sering terjadi dalam sistem Demokrasi Parlementer karena kabinet bergantung pada dukungan mayoritas parlemen. Jika partai politik yang mendukung kabinet kehilangan kepercayaan dari parlemen, maka kabinet tersebut dapat digulingkan melalui mosi tidak percaya. Selain itu, pergantian kabinet juga dapat terjadi karena perbedaan pendapat antara anggota kabinet atau karena adanya skandal atau kegagalan dalam menjalankan tugas pemerintahan. Pertanyaan 3: Apa dampaknya dengan sering terjadi pergantian kabinet? Jawab: Sering terjadi pergantian kabinet dapat memiliki dampak negatif terhadap stabilitas pemerintahan. Pergantian kabinet yang terlalu sering dapat mengganggu kontinuitas kebijakan pemerintah dan memperlambat proses pengambilan keputusan. Selain itu, pergantian kabinet juga dapat menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor dan masyarakat umum, yang dapat berdampak pada perekonomian negara. Pertanyaan 4: Sebutkan peranan Indonesia dalam KAA! Jawab: Indonesia memiliki peranan yang penting dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Indonesia, bersama dengan negara-negara Asia dan Afrika lainnya, berkomitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian, dan kerjasama antarbangsa. KAA menjadi tonggak penting dalam perjuangan negara-negara kolonial untuk meraih kemerdekaan dan memperkuat solidaritas di antara negara-negara dunia ketiga. Dalam KAA, Indonesia juga memainkan peran aktif dalam merumuskan Deklarasi Bandung yang menekankan pentingnya perdamaian, kerjasama, dan penghormatan terhadap kedaulatan negara. Deklarasi Bandung juga menegaskan pentingnya menghindari intervensi asing dan mempromosikan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Dengan demikian, Indonesia memiliki peranan yang signifikan dalam KAA dan terus berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diusung dalam konferensi tersebut. Kesimpulan: Sistem pemerintahan pada masa Demokrasi Parlementer didasarkan pada kekuasaan eksekutif yang terletak pada kabinet yang dipilih oleh parlemen. Pergantian kabinet sering terjadi dalam sistem ini karena kabinet bergantung pada dukungan mayoritas parlemen. Namun, sering terjadi pergantian kabinet dapat memiliki dampak negatif terhadap stabilitas pemerintahan. Indonesia memiliki peranan yang penting dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan terus berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diusung dalam konferensi tersebut.