Jenis Latar yang Menonjol dalam Novel "Ronggeng Dukuh Paruk

Pendahuluan: Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari menggambarkan kehidupan masyarakat Dukuh Paruk yang merindukan suara calung. Saat Srintil menjadi ronggeng baru, ia harus menjalani serangkaian upacara tradisional. Dalam kutipan novel ini, terdapat jenis latar yang sangat menonjol. Dalam novel "Ronggeng Dukuh Paruk", terdapat empat jenis latar yang sangat menonjol, yaitu latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan latar religi. Latar-latar ini memberikan nuansa dan konteks yang kaya dalam cerita. Latar Tempat: Dukuh Paruk, sebuah pedukuhan dengan sekitar dua puluh tiga rumah, menjadi latar utama dalam novel ini. Tempat ini dihuni oleh orang-orang seketurunan dari darah Ki Secamanggala. Dengan menggambarkan pedukuhan ini, penulis berhasil menciptakan gambaran yang jelas tentang kehidupan masyarakat Dukuh Paruk dan bagaimana mereka terikat dengan tradisi dan leluhur mereka. Latar Waktu: Kisah dalam novel ini berlangsung selama belasan tahun. Masyarakat Dukuh Paruk sudah lama tidak melihat pagelaran ronggeng dan merindukan suara calung. Dengan menggambarkan periode waktu yang panjang ini, penulis berhasil menunjukkan betapa pentingnya pagelaran ronggeng bagi masyarakat Dukuh Paruk dan betapa mereka merindukan kehadiran Srintil sebagai ronggeng baru. Latar Suasana: Suasana di Dukuh Paruk sangat antusias dan gembira saat Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru. Namun, Srintil merasa takut dan ngeri menjalani serangkaian upacara tradisional. Penulis berhasil menggambarkan perasaan kontras ini dengan baik, menciptakan ketegangan emosional yang kuat dalam cerita. Suasana gembira dan antusias masyarakat Dukuh Paruk juga memberikan gambaran tentang betapa pentingnya pagelaran ronggeng bagi mereka. Latar Religi: Upacara tradisional yang harus dijalani oleh Srintil, seperti mandi di makam Ki Secamanggala dan upacara Bukak klambu, memiliki unsur religi yang kuat. Penulis berhasil menggambarkan kekuatan dan keberanian Srintil dalam menghadapi upacara-upacara ini, serta bagaimana kepercayaan dan tradisi religi mempengaruhi kehidupan masyarakat Dukuh Paruk. Kesimpulan: Dalam novel "Ronggeng Dukuh Paruk", terdapat empat jenis latar yang sangat menonjol, yaitu latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan latar religi. Latar-latar ini memberikan nuansa dan konteks yang kaya dalam cerita. Dukuh Paruk sebagai tempat utama cerita, periode waktu yang panjang, suasana gembira dan tegang, serta unsur religi dalam upacara tradisional, semuanya berkontribusi untuk menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat.