Perjuanganku Menghadapi Gangguan Mental di SMA

Kisahku dimulai saat saya memasuki SMA kelas 10 di SMA Negeri 2 Temanggung. Sebelumnya, saya adalah salah satu murid berprestasi di SMP dan memiliki banyak teman yang baik. Namun, kehidupan saya berubah drastis setelah lulus SMP. Pada saat itu, ayah saya mengalami kebangkrutan dan saya harus mencari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Saya dipaksa untuk tinggal di kos-kosan karena ayah saya tidak memiliki waktu untuk mengantar jemput saya setiap hari. Masuk ke SMA yang baru tanpa teman dari SMP membuat saya merasa kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu, perubahan jam sekolah dan tuntutan untuk belajar mandiri membuat saya semakin stres. Saya merasa kehilangan arah dan tujuan hidup. Selama kurang lebih satu semester, saya merasa sedih dan menangis terus menerus. Saya menyalahkan diri sendiri dan mempercayai omongan orang lain yang mengatakan bahwa saya tidak akan berhasil. Akibatnya, prestasi akademik saya menurun drastis dan saya bahkan sempat berpikir untuk pindah sekolah dan mengambil kejar paket. Puncaknya, saya bahkan terbesit pikiran untuk bunuh diri. Namun, saya beruntung memiliki dukungan dari keluarga dan teman-teman yang peduli. Mereka membantu saya melewati masa-masa sulit ini dan memberikan dukungan moral yang sangat berarti. Saya juga mencari bantuan dari profesional di bidang kesehatan mental untuk mengatasi gangguan mental yang saya alami. Perlahan tapi pasti, saya mulai pulih dan menemukan kembali semangat hidup. Saya belajar untuk menerima diri sendiri dan menghargai perjuangan yang telah saya lalui. Meskipun masih ada tantangan di sepanjang jalan, saya yakin bahwa saya bisa mengatasi semuanya. Kisah perjuangan saya menghadapi gangguan mental di SMA mengajarkan saya tentang pentingnya dukungan sosial dan pentingnya menjaga kesehatan mental. Saya berharap kisah ini dapat menginspirasi orang lain yang mengalami hal serupa untuk tetap kuat dan mencari bantuan yang mereka butuhkan. Dengan berbagi pengalaman ini, saya berharap dapat mengurangi stigma terkait dengan gangguan mental dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja.