Apakah Melayang Merupakan Bentuk Disosiasi?

Apakah Melayang Merupakan Bentuk Disosiasi?

Melayang, atau daydreaming, adalah fenomena umum yang dialami oleh hampir semua orang. Ini adalah proses di mana pikiran kita berkelana jauh dari realitas sekitar, sering kali ke dunia fantasi atau kenangan masa lalu. Tetapi apakah melayang ini merupakan bentuk disosiasi? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami apa itu disosiasi dan bagaimana melayang bisa dianggap sebagai bentuknya.

Memahami Disosiasi

Disosiasi adalah mekanisme psikologis di mana seseorang secara mental atau emosional 'terputus' dari realitas sekitar mereka. Ini bisa terjadi sebagai respons terhadap stres atau trauma, dan sering kali terjadi pada orang yang mengalami gangguan disosiatif. Disosiasi bisa berupa perasaan terpisah dari tubuh sendiri (depersonalisasi), atau perasaan bahwa dunia di sekitar mereka tidak nyata (derealization). Dalam kasus yang lebih ekstrem, seseorang mungkin kehilangan ingatan tentang peristiwa tertentu (amnesia disosiatif) atau bahkan mengembangkan identitas alternatif (gangguan identitas disosiatif).

Melayang dan Disosiasi

Melayang, seperti disosiasi, melibatkan perasaan terputus dari realitas sekitar. Ketika kita melayang, kita sering kali merasa seolah-olah kita berada di tempat lain, atau bahkan menjadi orang lain. Ini mirip dengan pengalaman depersonalisasi atau derealisasi. Namun, ada perbedaan penting antara melayang dan disosiasi. Melayang biasanya adalah proses yang disengaja dan dapat dikendalikan. Kita bisa memilih kapan dan di mana kita melayang, dan kita bisa 'kembali' ke realitas kapan saja. Disosiasi, di sisi lain, biasanya tidak disengaja dan tidak dapat dikendalikan. Ini adalah respons otomatis terhadap stres atau trauma, dan orang yang mengalaminya sering kali merasa tidak berdaya untuk menghentikannya.

Melayang Sebagai Bentuk Ringan Disosiasi

Meskipun ada perbedaan antara melayang dan disosiasi, beberapa psikolog berpendapat bahwa melayang bisa dianggap sebagai bentuk ringan disosiasi. Ini karena keduanya melibatkan perasaan terputus dari realitas, dan keduanya bisa digunakan sebagai cara untuk menghindari stres atau kecemasan. Dalam hal ini, melayang bisa dianggap sebagai bentuk disosiasi yang sehat dan normal, yang memungkinkan kita untuk beristirahat dan memulihkan diri dari tekanan kehidupan sehari-hari.

Namun, penting untuk diingat bahwa melayang dan disosiasi ada di ujung spektrum yang berbeda. Meskipun melayang bisa dianggap sebagai bentuk ringan disosiasi, itu tidak berarti bahwa semua orang yang melayang mengalami gangguan disosiatif. Sebaliknya, jika seseorang merasa bahwa mereka tidak dapat mengendalikan melayang mereka, atau jika melayang mereka mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, mereka mungkin perlu mencari bantuan profesional.

Untuk merangkum, melayang bisa dianggap sebagai bentuk ringan disosiasi, tetapi ini tidak berarti bahwa semua orang yang melayang mengalami gangguan disosiatif. Melayang adalah proses normal dan sehat yang memungkinkan kita untuk beristirahat dan memulihkan diri, tetapi jika itu menjadi mengganggu atau tidak dapat dikendalikan, mungkin ada tanda-tanda masalah yang lebih serius.