Pentingnya Khusyuk dalam Melaksanakan Shalat

Shalat pada prinsipnya bukanlah sekadar gerakan rukuk, sujud, dan lain-lain. Jika hanya melihat gerakan-gerakan tersebut, mungkin bisa dikatakan seperti "yoga bersyariah". Namun, shalat memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar gerakan fisik. Allah pun kadang menyindir orang-orang yang melaksanakan shalat dengan semangat yang kurang, seperti yang terdapat dalam QS Al-Mâu [10171: 4, "Celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat!"]. Siapa mereka? Allah menjelaskan lebih lanjut di ayat 5, "(yaitu) yang lalai terhadap shalatnya." Lalai dalam konteks ini, menurut Tafsir Ibnu Katsir, adalah ketika seseorang memang melaksanakan shalat, namun tidak dengan khusyuk. Oleh karena itu, kita diperintahkan oleh Allah untuk menegakkan shalat, bukan hanya melakukan gerakan-gerakan shalat semata. Menegakkan shalat berarti tidak hanya menjalankannya secara sah, tetapi juga berusaha untuk melakukannya dengan khusyuk. Karena khusyuk merupakan inti dari shalat itu sendiri. Sebagai contoh, Imam Abu Hanifah pernah didatangi oleh seseorang yang lupa menaruh barang berharganya. Orang tersebut meminta petunjuk kepada Abu Hanifah. Lalu, Abu Hanifah memberikan saran, "Nanti malam, kamu shalat sampai pagi!" Maka, malam itu orang tersebut melaksanakan shalat dengan penuh khusyuk. Dari contoh tersebut, kita dapat melihat betapa pentingnya khusyuk dalam melaksanakan shalat. Khusyuk adalah kunci untuk mendapatkan manfaat spiritual yang sebenarnya dari shalat. Dengan khusyuk, kita dapat lebih fokus dan menghadirkan diri sepenuhnya di hadapan Allah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas shalat kita dengan menjaga khusyuk dalam setiap gerakan dan doa yang kita lakukan.