Perbedaan Mendasar Birokrasi Pemerintahan pada Masa Kerajaan dan Masa Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesi

Pada masa kerajaan di Indonesia, struktur birokrasi pemerintahan didasarkan pada sistem feodal yang dipimpin oleh seorang raja atau sultan. Birokrasi kerajaan ini umumnya terdiri dari para bangsawan dan pejabat istana yang menduduki posisi berdasarkan garis keturunan dan hubungan kekerabatan dengan raja. Di sisi lain, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, birokrasi pemerintahan didasarkan pada model kolonial yang dibentuk oleh pemerintah Belanda. Sistem ini menempatkan pejabat administratif Belanda di posisi puncak, sementara penduduk pribumi hanya diperbolehkan menduduki posisi administratif rendah. Dalam konteks ini, perbedaan mendasar terletak pada struktur kekuasaan dan kriteria penempatan jabatan dalam birokrasi pemerintahan. Pada masa kerajaan, faktor keturunan dan hubungan kekerabatan memainkan peran utama dalam penunjukan pejabat, sementara pada masa pemerintahan Hindia Belanda, dominasi otoritas kolonial Belanda sangat memengaruhi penempatan jabatan di birokrasi pemerintahan. Selain itu, perbedaan signifikan juga terlihat dalam fungsi birokrasi pemerintahan. Di bawah pemerintahan kerajaan, birokrasi cenderung lebih terkait erat dengan urusan internal kerajaan, seperti pengaturan pajak, pertanian, dan perdagangan. Sementara itu, di bawah pemerintahan Hindia Belanda, birokrasi lebih banyak terlibat dalam mengelola kepentingan kolonial, seperti eksploitasi sumber daya alam dan pengaturan administrasi yang mendukung kepentingan kolonial Belanda. Dengan memahami perbedaan mendasar ini, kita dapat melihat bagaimana evolusi birokrasi pemerintahan telah memengaruhi dinamika kekuasaan dan pengambilan keputusan di Indonesia dari masa ke masa.