Struktur dan Administrasi Pemerintahan Bani Umayyah

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, struktur dan administrasi pemerintahan menjadi persimpangan dari kebijakan yang diterapkan oleh al-khulafa al-räsyldìn. Khalifah Umar bin Khattab membentuk wilayah kekuasaan yang luas, yang terbagi menjadi beberapa provinsi yang dipimpin oleh gubernur (wali atau amir). Gubernur ini didampingi oleh beberapa orang kätib (sekretaris) dan jectang hajib (pengawal dan kepala rumah tangga istana). Selain itu, terdapat juga pejabat-pejabat lain seperti sahib al-kharaj (pejabat pendapatan), subib al-ryoirtah (pejabat kepolisian), dan kadi (hakim/kepala keagamaan). Kadi dan pejabat pendapatan diangkat langsung oleh khalifah dan bertanggung jawab secara langsung kepada beliau. Di tingkat pemerintahan pusat, terdapat lembaga dan departemen seperti al-kätib, al-hãjik, dan dimàn. Lembaga al-kànb terdiri dari kătib sekretaris kadi (parnitera). Para kătib ini memiliki tugas untuk mengelola administrasi negara secara rapi dan baik demi mewujudkan kemaslahatan. Selain itu, negara juga dikelola oleh lembaga al-sywrah. Beberapa departemen yang ada antara lain: 1) Diwún al-Rasa'il: Departemen yang mengurusi surat-surat negara dari khalifah kepada para gubernur atau menerima surat-surat dari gubernur. 2) Drwân al-Khatam: Lembaga atau pencatatan yang meregistrasi dan menyalin semua keputusan khalifah atau peraturan pemerintahan yang dikirim ke daerah. 3) Diwán al-Kharaj: Departemen yang mengelola pendapatan negara seperti pajak. 4) Diwän al-Barid: Layanan pos dan pengiriman informasi berita dari pusat ke daerah atau sebaliknya. Dengan adanya struktur dan administrasi pemerintahan yang terorganisir dengan baik, Bani Umayyah mampu menjalankan pemerintahan dengan efektif dan efisien. Hal ini membantu dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara serta memastikan pelayanan publik yang baik kepada rakyat.