Di Bawah Langit Senja **

** Matahari mulai merunduk, menyapa cakrawala dengan warna jingga yang lembut. Sinar-sinarnya menembus dedaunan, menari-nari di antara ranting-ranting pohon, menciptakan pola cahaya yang menawan. Angin sepoi-sepoi berbisik lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Aku duduk di tepi sungai, kaki terendam air yang dingin dan menyegarkan. Suara gemericik air menenangkan hati, mengiringi alunan kicauan burung yang mulai bersiap untuk beristirahat. Di sekelilingku, alam berbisik, menceritakan kisah-kisah yang tak terucapkan. Pohon-pohon tua berdiri kokoh, seakan menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Daun-daunnya yang hijau berbisik, menceritakan kisah-kisah tentang angin yang berhembus, hujan yang turun, dan matahari yang menyinari. Burung-burung terbang rendah, menukik ke permukaan air untuk mencari makan, meninggalkan jejak lingkaran-lingkaran kecil yang perlahan menghilang. Di langit, awan-awan berwarna merah muda dan ungu berarak, membentuk lukisan alam yang menakjubkan. Matahari semakin tenggelam, meninggalkan jejak cahaya keemasan di cakrawala. Cahaya senja perlahan memudar, digantikan oleh kegelapan malam yang mendekat. Di tengah keheningan alam, aku merasakan ketenangan yang mendalam. Rasa syukur memenuhi hatiku, menyadari betapa indahnya alam dan betapa kecilnya diriku di hadapannya. Alam mengajarkan tentang kesabaran, ketahanan, dan keindahan yang tersembunyi di balik kesederhanaan. Saat malam tiba, bintang-bintang mulai berkelap-kelip di langit. Alam tertidur, menunggu datangnya fajar. Aku pun beranjak, meninggalkan tempat itu dengan hati yang penuh ketenangan dan rasa syukur.