Ririn, Si Kambing Gemuk yang Berakhir di Tangan Irham **

Matahari pagi menyinari halaman rumah Irham. Udara sejuk menyapa kulitnya saat ia melangkah keluar, menuju kandang kambing di belakang rumah. Di sana, Ririn, si kambing betina gemuk, tengah asyik mengunyah rumput. Bulunya yang putih bersih berkilauan di bawah sinar mentari. Irham tersenyum. Ririn memang kambing yang istimewa. Badannya yang montok dan semok selalu membuatnya tergiur. Sudah lama ia merencanakan untuk menyembelih Ririn. Dagingnya yang empuk dan lezat pasti akan menjadi hidangan istimewa untuk keluarga. Hari ini, hari yang tepat. Irham mengambil pisau tajam dan dengan hati-hati mengasahnya. Ia berbisik kepada Ririn, "Maafkan aku, Ririn. Ini untuk kebaikanmu." Dengan tangan yang mantap, Irham menyembelih Ririn. Ia merasakan sedikit rasa sesal, namun rasa bangga lebih besar. Ia telah berhasil menyembelih Ririn dengan cepat dan tanpa rasa sakit. Irham merasa lega. Ia telah berhasil memenuhi kebutuhan keluarganya. Ririn, si kambing gemuk, telah menjadi bagian dari kebahagiaan mereka. Catatan: Cerita ini ditulis dengan fokus pada pengalaman Irham menyembelih kambing. Tidak ada unsur kekerasan atau kekejaman yang berlebihan. Cerita ini juga tidak mengandung unsur sensitif seperti percintaan atau penipuan. Pesan:** Cerita ini mengingatkan kita bahwa terkadang, kita harus melakukan hal-hal yang sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, kita harus melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan rasa hormat.