Ancaman Bahaya Merkuri di Indonesi

Pencemaran merkuri merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia di Indonesia. Sumber pencemaran utamanya berasal dari aktivitas pertambangan emas skala kecil ilegal (PESK), yang menyumbang sekitar 37% dari total sumber pencemaran merkuri di negara ini. Kasus penyakit minamata yang terjadi di Jepang pada tahun 1950-an menjadi peringatan penting akan bahaya merkuri bagi kesehatan manusia. Penyakit tersebut disebabkan oleh konsumsi ikan, udang, dan kerang yang terkontaminasi merkuri, yang akhirnya meracuni tumbuhan, hewan, dan manusia melalui rantai makanan. Di Indonesia, kadar konsentrasi merkuri rata-rata pada penduduk di sekitar area penambangan ilegal mencapai level yang sangat tinggi, jauh melebihi standar keamanan yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan urgensi untuk mengatasi masalah pencemaran merkuri secara serius. Merkuri sebagai logam berat memiliki sifat yang stabil di lingkungan, namun dapat sangat berbahaya ketika terlepas ke dalam ekosistem air dan tanah. Upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran merkuri perlu dilakukan dengan ketat, termasuk pengawasan ketat terhadap aktivitas PESK ilegal, penggunaan alternatif ramah lingkungan dalam proses pertambangan, serta edukasi kepada masyarakat tentang bahaya merkuri dan cara mengurangi paparan terhadap logam berat ini. Langkah-langkah preventif yang efektif harus segera diterapkan untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia dari ancaman bahaya merkuri yang nyata.