Perubahan dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pendahuluan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada tahun 1949 membawa perubahan signifikan dalam bentuk negara Indonesia. Perundingan antara perwakilan Indonesia dan Belanda tentang kemerdekaan Indonesia berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag. Latar Belakang KMB Pada waktu itu, Den Haag merupakan nama kota di Belanda tempat dilangsungkannya KMB. Perundingan ini berlangsung cukup lama dan pada akhirnya mencapai kesepakatan penting. KMB menyepakati bahwa Belanda akan mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada 30 Desember 1949. Namun, ada konsekuensi penting yang harus dibayar, yaitu perubahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan KMB Setelah KMB, Republik Indonesia Serikat (RIS) resmi terbentuk. Meskipun RIS hanya berlangsung selama kurang dari satu tahun, yaitu dari 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950, perubahan ini memiliki dampak yang signifikan pada struktur negara Indonesia. Bentuk negara berubah dari kesatuan menjadi serikat atau federal. Durasi RIS Namun, usia RIS tidak berlangsung lama. Pada 27 Desember 1949, gejolak politik terjadi di berbagai daerah. Bahkan, beberapa pemberontakan dan gerakan bersenjata terjadi. Menyadari ancaman tersebut, rakyat Indonesia di berbagai daerah menuntut pembubaran RIS dan pengembalian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka, pada 15 Agustus 1950, RIS resmi dibubarkan dan Republik Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Kesimpulan Perubahan dari RIS menjadi NKRI adalah hasil dari perundingan KMB dan tuntutan rakyat Indonesia. Meskipun RIS hanya berlangsung singkat, perubahan ini menunjukkan kekuatan dan keinginan rakyat Indonesia untuk memiliki negara yang bersatu dan merdeka. Konferensi Meja Bundar di Den Haag telah membawa perubahan penting dalam sejarah Indonesia, dan perubahan ini terus mempengaruhi negara kita hingga saat ini.