Ria, Si Bungsu yang Berani **

** Matahari sore mulai meredup saat Ria melangkah masuk ke kantor ayahnya. Wajahnya masih memerah menahan tangis, bekas air mata masih terlihat di pipinya. Hari ini, Ria kembali menjadi sasaran bully di sekolah. Ia lelah, ia ingin bercerita, ia ingin didengar. Di ruang tunggu, Ria mendapati ketiga kakaknya, Shani, Gracia, dan Feni, sedang berlatih koreografi. Ketiganya adalah member JKT48, grup idola yang terkenal di Indonesia. Ria menghela napas, mencoba menenangkan diri. Ia tahu, kakaknya selalu ada untuknya. "Kak, aku mau cerita," ujar Ria, suaranya sedikit bergetar. Shani, yang paling tua, langsung menghampiri Ria dan memeluknya erat. "Cerita apa, sayang?" tanyanya lembut. Ria menceritakan semua yang terjadi di sekolah. Bagaimana ia diejek, dihina, dan dijauhi teman-temannya. Air mata kembali mengalir di pipinya. Gracia dan Feni mendengarkan dengan saksama. Mereka tahu persis bagaimana rasanya menjadi sasaran bully. Mereka juga pernah mengalaminya, baik di sekolah maupun di dunia hiburan. "Ria, kamu harus kuat," kata Gracia. "Kamu tidak sendirian. Kami selalu ada untukmu." Feni menambahkan, "Kamu harus ingat, kamu cantik, kamu berbakat, dan kamu pantas mendapatkan kebahagiaan. Jangan biarkan orang lain merendahkanmu." Ria terdiam, merenungkan kata-kata kakaknya. Ia merasa sedikit lebih tenang. Ia tahu, ia tidak sendirian. Ia punya keluarga yang mencintainya, yang selalu mendukungnya. "Terima kasih, Kak," ujar Ria, matanya berkaca-kaca. "Aku akan berusaha kuat." Shani tersenyum, "Kamu pasti bisa, Ria. Kamu adalah anak yang kuat dan berani." Ria memeluk ketiga kakaknya erat. Ia merasa terharu, merasa dicintai, merasa kuat. Ia tahu, ia akan melewati masa-masa sulit ini. Ia akan terus berjuang, ia akan terus tersenyum, ia akan terus menjadi dirinya sendiri.