Peran Ulama Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan dan Berkontribusi pada Duni

Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Tidak dapat dipisahkan dari peran penting yang dimainkan oleh para ulama Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Selain itu, banyak ulama Indonesia yang juga telah memberikan kontribusi yang signifikan pada dunia. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa ulama Indonesia yang berperan dalam tingkat dunia dan keteladanan yang dapat diambil dari mereka. 1. Abu Abdul Mu'ti Nawawi Al Tanari Al Bantani a. Riwayat hidup Abu Abdul Mu'ti Muhammad bin Umar Al Tanari Al Jawi Al Bantani, atau lebih dikenal sebagai Syekh Nawawi Banten, adalah seorang ulama Indonesia yang lahir di Kampung Tanara, Serang, Banten pada tahun 1815 Masehi atau 1230 Hijriah. Beliau wafat pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijrah atau 1897 Masehi pada usia 84 tahun. Ayahnya adalah Umar bin Arabi, seorang ulama di Banten. Syekh Nawawi juga memiliki keturunan dari Sunan Gurnung Jati, salah satu Wali Sanga dari Sultan Banten I. Sebutan "Al Jawi" menunjukkan bahwa beliau berasal dari Pulau Jawa, karena Banten merupakan bagian dari Pulau Jawa. Namun, di seluruh dunia, beliau diberi gelar Sayydul Hijaz (Maha Guru Jazirah Arab, Saudi Arabia sekarang). Di Makkah, Syekh Nawawi aktif menghadiri majelis-majelis ilmu, terutama di Masjidil Haram. Kedalaman ilmunya (fakih) terlihat oleh Imam Masjidil Haram, Syekh Ahmad Khatib Sambas (juga tokoh Indonesia), yang memintanya untuk menggantikan posisinya. Syekh Nawawi mulai menjadi pengajar dan membuka majelis ilmu sendiri di Masjidil Haram. Murid-muridnya semakin banyak dari hari ke hari. Beberapa di antara muridnya adalah pemuda-pemuda Indonesia, termasuk K.H. Hasyim Asy'ari. Sejak tahun 1870 Masehi, Syekh Nawawi semakin sibuk menulis kitab. Banyak dari kitab-kitab yang ditulisnya adalah komentar (syarh) dari karya-karya ulama terdahulu yang populer dan dianggap sulit dipahami. Total karya tulisnya mencapai 115, yang mencakup fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis. b. Keteladanan yang dapat diambil Syekh Nawawi pernah menjadi imam di Masjidil Haram, mengajar di Haramain (sebutan lain untuk Makkah dan Madinah), dan karya-karyanya tersebar di Timur Tengah. Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di dunia pesantren, karya-karyanya masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah, bahkan hingga saat ini menjadi kurikulum tetap di pesantren. Gelar Sayyidul Hijaz diperolehnya di wilayah Timur Tengah, terutama di sekitar Jazirah Arab (Makkah dan Madinah saat itu) dan Masjidil Haram, khususnya Kakbah yang menjadi pusat ajaran Islam. 2. Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al Makasari a. Riwayat hidup Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al Makasari, atau lebih dikenal sebagai Syekh Yusuf, adalah seorang ulama Indonesia yang diakui sebagai pahlawan nasional. Di kalangan rakyat Sulawesi Selatan, beliau mendapatkan gelar "Tuanta Salamaka ri Gowa" (tuan guru penyelamat kita dari Gowa). Beliau lahir di Gowa, Sulawesi Selatan. #3 Jumlah Kata: #600 kata#