Perbedaan Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Pengalaman Say

Dalam pengalaman saya, saya sering kali menemui perbedaan penggunaan kata baku dan tidak baku. Kata baku adalah kata yang dianggap benar dan sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan aturan tata bahasa tersebut. Perbedaan ini sering kali mempengaruhi pemahaman dan komunikasi antara orang-orang. Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi kelompok, saya pernah menggunakan kata "menggokil" untuk menggambarkan sesuatu yang sangat lucu. Namun, teman-teman saya yang lebih tua mengatakan bahwa kata tersebut tidak baku dan seharusnya menggunakan kata "lucu" atau "kocak". Saya menyadari bahwa penggunaan kata baku atau tidak baku dapat berbeda tergantung pada generasi dan lingkungan sosial. Selain itu, saya juga pernah mengalami kesalahpahaman saat menggunakan kata tidak baku dalam tulisan saya. Ketika saya menulis sebuah esai untuk tugas sekolah, saya menggunakan kata "ngabuburit" untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan sebelum berbuka puasa. Namun, guru saya mengomentari bahwa kata tersebut tidak baku dan seharusnya menggunakan kata "kegiatan sebelum berbuka puasa". Saya menyadari bahwa penggunaan kata baku dapat memberikan kesan yang lebih formal dan akademis dalam tulisan. Dalam pengalaman saya ini, saya belajar bahwa penting untuk memahami perbedaan penggunaan kata baku dan tidak baku. Meskipun kata tidak baku mungkin lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, penggunaan kata baku dapat memberikan kesan yang lebih resmi dan teratur. Oleh karena itu, saya berusaha untuk lebih memperhatikan penggunaan kata baku dalam komunikasi saya, terutama dalam tulisan formal seperti esai atau laporan.