Bagaimana Teori Dramaturgi Goffman Mempengaruhi Pemahaman Kita tentang Identitas?

Teori dramaturgi, yang dikemukakan oleh sosiolog Erving Goffman, menawarkan perspektif yang menarik tentang bagaimana kita membangun dan memproyeksikan identitas kita dalam kehidupan sehari-hari. Goffman mengemukakan bahwa kehidupan sosial mirip dengan sebuah panggung teater, di mana individu memainkan peran yang berbeda untuk audiens yang berbeda. Melalui teori ini, kita dapat memahami bagaimana identitas kita bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan konstruksi sosial yang terus-menerus dibentuk dan diubah melalui interaksi kita dengan orang lain.

Identitas sebagai Pertunjukan

Goffman berpendapat bahwa kita semua adalah aktor yang berusaha untuk mengendalikan bagaimana orang lain melihat kita. Kita memilih kostum, dialog, dan perilaku yang sesuai dengan peran yang ingin kita mainkan. Misalnya, di tempat kerja, kita mungkin memainkan peran sebagai profesional yang kompeten dan bertanggung jawab, sementara di rumah, kita mungkin memainkan peran sebagai orang tua yang penuh kasih atau teman yang menyenangkan. Dalam setiap peran, kita berusaha untuk menciptakan kesan tertentu tentang diri kita sendiri, yang mungkin berbeda dari identitas kita yang sebenarnya.

Wajah dan Penampilan

Goffman juga menekankan pentingnya "wajah" dalam interaksi sosial. Wajah adalah citra diri yang ingin kita proyeksikan kepada orang lain. Kita berusaha untuk menjaga wajah kita agar tetap utuh dan terhindar dari rasa malu atau penghinaan. Untuk mencapai hal ini, kita menggunakan berbagai strategi, seperti berpakaian dengan baik, berbicara dengan sopan, dan menghindari perilaku yang tidak pantas.

Panggung Depan dan Panggung Belakang

Goffman membagi kehidupan sosial menjadi dua "panggung": panggung depan dan panggung belakang. Panggung depan adalah tempat kita menampilkan peran publik kita, di mana kita berusaha untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Panggung belakang, di sisi lain, adalah tempat kita dapat melepaskan peran publik kita dan menjadi diri kita sendiri. Misalnya, di kantor, kita mungkin memainkan peran sebagai profesional yang serius, tetapi di ruang istirahat, kita mungkin bercanda dan bersikap santai.

Implikasi Teori Dramaturgi

Teori dramaturgi Goffman memiliki implikasi yang signifikan bagi pemahaman kita tentang identitas. Pertama, teori ini menunjukkan bahwa identitas bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan konstruksi sosial yang terus-menerus dibentuk melalui interaksi kita dengan orang lain. Kedua, teori ini menekankan pentingnya penampilan dan citra dalam kehidupan sosial. Kita semua berusaha untuk mengendalikan bagaimana orang lain melihat kita, dan kita menggunakan berbagai strategi untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Ketiga, teori ini membantu kita memahami bahwa kita memiliki banyak peran yang kita mainkan dalam kehidupan, dan peran-peran ini dapat berubah tergantung pada konteksnya.

Kesimpulan

Teori dramaturgi Goffman memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana kita membangun dan memproyeksikan identitas kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konsep-konsep seperti wajah, penampilan, dan panggung depan dan belakang, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana interaksi sosial membentuk identitas kita. Teori ini juga mengingatkan kita bahwa identitas bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan konstruksi sosial yang terus-menerus dibentuk dan diubah melalui interaksi kita dengan orang lain.