Unsur-unsur yang Harus Dipenuhi dalam KHUP Perdat
4 (312 suara) Hukum Perdata (Hukum Perseroan Terbatas) adalah salah satu jenis hukum bisnis yang mengatur tentang perseroan terbatas. Dalam hukum bisnis, terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi agar suatu perseroan terbatas dapat didirikan dan diakui secara hukum. Salah satu unsur yang harus dipenuhi adalah Kemitraan Hukum Perseroan Terbatas (KHUP). KHUP perdata adalah kemitraan yang dibentuk berdasarkan hukum perdata dan diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perseroan Terbatas. KHUP perdata memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi agar dapat didirikan dan berlaku secara hukum. Berikut adalah beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam KHUP perdata: 1. Nama Perseroan: Perseroan terbatas harus memiliki nama yang unik dan tidak sama dengan nama perseroan lainnya. Nama perseroan terbatas harus mencerminkan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseroan tersebut. 2. Bentuk Perseroan: Perseroan terbatas harus memiliki bentuk hukum yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perseroan Terbatas. Perseroan terbatas dapat dibentuk dengan dua bentuk, yaitu perseroan terbatas umum dan perseroan terbatas milik. 3. Modal Pokok: Perseroan terbatas harus memiliki modal pokok yang cukup untuk menjalankan usaha. Modal pokok adalah jumlah uang yang disetor oleh pemilik perseroan sebagai dasar usaha. 4. Pemilik Perseroan: Perseroan terbatas harus memiliki pemilik yang memenuhi syarat. Pemilik perseroan terbatas dapat berupa individu, badan hukum, atau kemitraan. 5. Bukti Pendirian: Perseroan terbatas harus memiliki bukti pend yang sah, yaitu Akta Pendirian Perseroan Terbatas (APPT). APPT adalah dokumen hukum yang menggambarkan informasi tentang perseroan terbatas, seperti nama perseroan, bentuk perseroan, modal pokok, dan pemilik perseroan. 6. Pengurus Perseroan: Perseroan terbatas harus memiliki pengurus yang memenuhi syarat. Pengurus perseroan terbatas bertanggung jawab atas pengelolaan dan kegiatan usaha perseroan. 7. Bukti Keberadaan: Perseroan terbatas harus memiliki bukti keberadaan yang sah, yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Badan (NPWPB). NPWP dan NPWPB adalah nomor identifikasi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada perseroan terbatas. Contoh: PT X adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT X" dan memiliki modal pokok sebesar Rp 10.000.000.000,00. PT X didirikan oleh Bapak Ahmad dan Ibu Sari dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas (APPT) Nomor 123456. PT X memiliki pengurus yang memenuhi syarat dan telah diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Badan (NPWPB) oleh Direktorat Jenderal Pajak. Referensi: - Undang-Undor 25 Tahun 1992 tentang Perseroan Terbatas. - Direktorat Jenderal Pajak. (n.d.). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Badan (NPWPB). Diakses dari
