Perjalanan Iis Menuju Sekolah

Iis melangkah terburu-buru menuju gerbang sekolah yang hampir ditutup oleh satpam. Meskipun tanpa kendaraan, Iis tetap bertekad untuk tidak terlambat datang ke sekolah. Dengan langkah cepat dan hati penuh semangat, Iis menggunakan kakinya sebagai sarana utama untuk sampai ke sekolah tepat waktu. Beberapa meter sebelum mencapai gerbang, Iis melihat satpam sudah siap untuk menggeser pagar sekolah. Tanpa ragu, Iis mulai berlari kecil agar tidak terlambat. Namun, tiba-tiba sebuah motor melintas dengan cepat di sampingnya, membuat kerudungnya bergoyang akibat hembusan angin dari motor tersebut. Iis curiga bahwa itu adalah Melati dan pacarnya yang sedang melintas. Melati, teman sekelas Iis, sering bercerita tentang kekerenan memiliki pacar yang bisa mengantarnya ke sekolah dengan motor gede setiap hari. Iis merasa sedikit iri namun segera mengusir pikiran negatif tersebut. Baginya, memiliki pacar bukanlah ukuran kekerenan yang sebenarnya. Sementara itu, Tika dan Wulan sudah menunggu Iis dengan sabar di tempat lain. Mereka bersiap-siap untuk memulai hari belajar mereka bersama-sama. Meskipun mungkin tidak memiliki kemewahan seperti yang dimiliki oleh Melati, Iis tetap bersyukur atas apa yang dimilikinya dan yakin bahwa keberhasilan datang dari usaha dan ketekunan, bukan dari hal-hal materiil semata. Dengan semangat dan tekad yang kuat, Iis akhirnya tiba di sekolah tepat waktu, siap untuk menghadapi hari yang penuh dengan pelajaran dan petualangan baru.