Perhitungan Gross Profit dalam Perpetual Inventory System

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perhitungan Gross Profit dalam Perpetual Inventory System. Kami akan melihat beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Juni dan menggunakan informasi tersebut untuk menghitung Gross Profit. Pada tanggal 16 Juni, perusahaan membeli 4 unit Komputer PC dari Dell Distributor senilai Rp 20.0100.000 secara kredit dengan syarat $1/10,n/30$, FOB Shipping Point. Ongkos angkut pembelian sebesar Rp 500.000 telah dibayar secara kas. Kemudian, pada tanggal 17 Juni, perusahaan menjual 1 unit laptop Lenovo senilai Rp 6.000.000 secara kredit kepada Koperasi Kalmong dengan syarat $2/15,n/60$, FOB Shipping Point. Ongkos angkut sebesar Rp 200.000 telah dibayar lebih dahulu oleh Golden Visual Competindo. Cost of Goods Sold sebesar Rp 4.000.000. Pada tanggal 18 Juni, perusahaan menerima pembayaran dari BPR Ponjay. Kemudian, pada tanggal 20 Juni, perusahaan membayar semua hutang kepada Panasonic Agency. Pada tanggal 21 Juni, perusahaan menjual 1 unit infocus kepada Bimbel Primajaya senilai Rp 11.500.000 dengan syarat $3/10,n/30$, FOB destination. Ongkos angkut sebesar Rp 200.000 telah dibayar oleh Golden Visual Competindo. Cost of Goods Sold sebesar Rp 10.000.000. Pada tanggal 23 Juni, perusahaan memberikan potongan harga kepada Bimbel Primajaya senilai Rp 500.000 karena ada sedikit cacat fisik pada infocus yang telah dibeli oleh Bimbel Primajaya. Pada tanggal 26 Juni, perusahaan melunasi hutang kepada Dell Distributor. Terakhir, pada tanggal 30 Juni, perusahaan menerima pembayaran dari Koperasi Kalmong. Dalam artikel ini, kita akan menggunakan informasi dari transaksi-transaksi di atas untuk menghitung Gross Profit menggunakan Perpetual Inventory System.