Pencatatan Wesel Tagih pada Saat Jatuh Tempo

Pada tanggal 6 Juni 2018, PT Indofood menjual barang dagang sebesar Rp4.500.000 pada Toko Sanjaya. Penjualan tersebut dilakukan dengan wesel untuk menguatkan piutang. Wesel memiliki nilai nominal Rp4.500.000 dengan tingkat bunga 12% dan jangka waktu pembayaran selama 60 hari. Dalam pencatatan wesel tagih pada saat jatuh tempo, terdapat beberapa akun yang terlibat. Pertama, wesel tagih sebesar Rp4.500.000 akan dicatat sebagai kredit (K). Selanjutnya, penjualan barang dagang sebesar Rp4.500.000 juga akan dicatat sebagai kredit (K). Hal ini dilakukan untuk mencatat penjualan yang terjadi. Selain itu, piutang dagang sebesar Rp4.500.000 juga akan dicatat sebagai kredit (K). Hal ini dilakukan untuk mencatat jumlah piutang yang dimiliki oleh PT Indofood dari Toko Sanjaya. Pada saat jatuh tempo, PT Indofood akan menerima pembayaran wesel tagih tersebut. Jika pembayaran dilakukan secara tunai, maka kas sebesar Rp4.590.000 akan dicatat sebagai kredit (K). Selain itu, pendapatan bunga sebesar Rp90.000 juga akan dicatat sebagai kredit (K). Wesel tagih sebesar Rp4.500.000 akan dicatat sebagai debit (D). Hal ini dilakukan untuk mencatat penerimaan pembayaran wesel tagih beserta pendapatan bunga yang diperoleh. Namun, jika pembayaran wesel tagih dilakukan dengan menggunakan wesel lain, maka kas sebesar Rp4.500.000 akan dicatat sebagai kredit (K). Pendapatan bunga sebesar Rp90.000 juga akan dicatat sebagai kredit (K). Wesel tagih sebesar Rp4.590.000 akan dicatat sebagai debit (D). Hal ini dilakukan untuk mencatat penerimaan pembayaran wesel tagih beserta pendapatan bunga yang diperoleh. Dalam kedua kasus tersebut, pencatatan wesel tagih pada saat jatuh tempo harus memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku. Pencatatan harus akurat dan sesuai dengan transaksi yang terjadi. Selain itu, pencatatan juga harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pencatatan wesel tagih pada saat jatuh tempo dapat dilakukan dengan mencatat wesel tagih, penjualan barang dagang, piutang dagang, kas, dan pendapatan bunga. Pencatatan ini akan memastikan bahwa transaksi yang terjadi tercatat dengan baik dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.