Peran Gereja dalam Mewujudkan Keadilan Sosial di Dunia Politik

Dalam kehidupan sehari-hari, tujuan mulia untuk mencapai keadilan sosial sering kali mengalami pembiasan dalam praktiknya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk hilangnya roh etis dalam tubuh politik dan tindakan para politisi tanpa kontrol etika dan moral. Redupnya fajar nurani oleh nafsu untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan cara-cara yang tidak halal semakin memperparah proses pembiasaan ini. Akibatnya, upaya mencapai bonum commune (kebaikan bersama) yang dicita-citakan justru berubah menjadi bonum individuum (kepentingan pribadi) yang ditimpakan kepada rakyat kecil. Dalam konteks ini, gereja memiliki beberapa tujuan dalam keterlibatannya dalam politik. Pertama, gereja memiliki tujuan pelayanan dan pembebasan. Politik sering kali dipenuhi dengan kecenderungan destruktif yang menghasilkan penindasan dan belenggu bagi banyak orang. Dalam konteks ini, gereja dipanggil untuk ikut serta dalam usaha pelayanan dan pembebasan yang dilakukan oleh Allah sendiri (Lukas 4, Matius 25). Gereja perlu melayani mereka yang menjadi korban permainan politik, ini adalah arti pertama dari pembebasan. Selain itu, pembebasan yang kedua adalah mewujudkan kebebasan dan hak-hak asasi manusia dalam segala aspek kehidupan. Gereja memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kebebasan dan hak-hak asasi manusia dihormati dan diwujudkan dalam segala lapangan kehidupan, termasuk politik. Gereja harus menjadi suara bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan atau akses untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Ini adalah arti kedua dari pembebasan. Dalam kesimpulannya, gereja memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan keadilan sosial di dunia politik. Melalui tujuan pelayanan dan pembebasan, gereja dapat melayani mereka yang menjadi korban permainan politik dan memperjuangkan kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Dengan demikian, gereja dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia politik yang lebih adil dan berkeadilan.