Pengambilan Keputusan oleh Manajemen: Terprogram, Setengah Terprogram, dan Tidak Terprogram

Pengambilan keputusan adalah salah satu fungsi utama manajemen dalam organisasi. Ada tiga jenis pengambilan keputusan yang umumnya diakui, yaitu keputusan terprogram, setengah terprogram, dan tidak terprogram. Dalam artikel ini, kita akan membahas masing-masing jenis keputusan ini dan memberikan penjelasan mengenai pernyataan bahwa keputusan yang tidak terprogram dianggap tidak baik dan sebaiknya dihindari atau diabaikan. 1. Keputusan Terprogram: Keputusan terprogram adalah keputusan yang dilakukan berdasarkan program atau rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Ini melibatkan penggunaan metode dan prosedur yang terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Keputusan ini biasanya diambil oleh individu atau kelompok yang memiliki keterbatasan wewenang dan harus mengikuti aturan dan pedoman yang telah ditetapkan. Keputusan terprogram seringkali dianggap sebagai keputusan yang baik karena didasarkan pada perencanaan dan struktur yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Keputusan Setengah Terprogram: Keputusan setengah terprogram adalah keputusan yang dilakukan berdasarkan program atau rencana yang telah ditentukan sebelumnya, namun juga memungkinkan adanya penyesuaian dan perubahan sesuai dengan situasi yang muncul. Ini memberikan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dan memungkinkan manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan yang muncul. Keputusan setengah terprogram seringkali dianggap sebagai keputusan yang baik karena mempertimbangkan perencanaan dan struktur, namun juga memungkinkan adaptasi dan respons terhadap perubahan. 3. Keputusan Tidak Terprogram: Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang diambil tanpa dasar program atau perencanaan yang jelas. Ini biasanya terjadi dalam situasi yang tidak terduga atau tidak dapat diprediksi, di mana manajemen harus membuat keputusan cepat tanpa memiliki waktu untuk merencanakan atau mengikuti prosedur tertentu. Keputusan tidak terprogram seringkali dianggap tidak baik karena tidak didasarkan pada perencanaan atau struktur, sehingga dapat mengakibatkan keputusan yang tidak optimal atau bahkan salah. Oleh karena itu, keputusan tidak terprogram sebaiknya dihindari atau diabaikan jika memungkinkan, karena dapat mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan. Penjelasan: Pernyataan bahwa keputusan yang tidak terprogram adalah keputusan yang tidak baik karena tidak didasarkan pada program atau perencanaan, sehingga sebaiknya dihindari atau diabaikan, didasarkan pada asumsi bahwa keputusan yang tidak terprogram cenderung tidak optimal atau bahkan salah. Hal ini karena keputusan tidak terprogram biasanya diambil dalam situasi yang tidak terduga atau tidak dapat diprediksi, di mana manajemen harus membuat keputusan cepat tanpa memiliki waktu untuk merencanakan atau mengikuti prosedur tertentu. Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan terjadi kesalahan atau keputusan yang tidak optimal, yang dapat mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan. Namun, perlu diingat bahwa keputusan tidak terprogram tidak selalu negatif. Dalam beberapa situasi, keputusan cepat dan tegas mungkin diperlukan untuk mengatasi situasi yang kritis atau mendesak. Dalam hal-hal seperti itu, keputusan tidak terprogram dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengambil tindakan yang diperlukan dengan cepat. Secara keseluruhan, keputusan terprogram dan setengah terprogram cenderung dianggap lebih baik daripada keputusan tidak terprogram karena didasarkan pada perencanaan dan struktur. Namun, keputusan tidak terprogram dapat menjadi pilihan yang tepat dalam situasi-situasi tertentu yang memerlukan tindakan cepat dan tegas. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk mempertimbangkan konteks dan situasi