Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi terhadap Penerapan Pembelajaran Hybrid Learning dengan Metode Daring

Pendahuluan: Pembelajaran hybrid learning dengan metode daring adalah pendekatan yang semakin populer dalam dunia pendidikan saat ini. Namun, masih sedikit penelitian yang mengungkap persepsi mahasiswa terhadap penerapan metode ini, terutama di fakultas dakwah dan komunikasi. Artikel ini akan membahas hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi terhadap penerapan pembelajaran hybrid learning dengan metode daring. Pengenalan Hybrid Learning: Hybrid learning adalah kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi pembelajaran secara online, namun tetap memiliki interaksi langsung dengan dosen dan sesama mahasiswa dalam kelas tatap muka. Dalam konteks fakultas dakwah dan komunikasi, metode ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi yang telah mengikuti pembelajaran hybrid learning dengan metode daring. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran ini. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara statistik untuk mendapatkan hasil yang dapat diandalkan. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi memiliki persepsi positif terhadap penerapan pembelajaran hybrid learning dengan metode daring. Mereka menganggap metode ini memberikan fleksibilitas dalam mengakses materi pembelajaran dan meningkatkan interaksi dengan dosen dan sesama mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga melaporkan bahwa metode ini membantu mereka dalam memahami materi dengan lebih baik dan meningkatkan keterlibatan dalam proses pembelajaran. Diskusi: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran hybrid learning dengan metode daring memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di fakultas dakwah dan komunikasi. Mahasiswa merasa bahwa metode ini memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan fleksibel. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua mahasiswa mungkin memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang diperlukan untuk pembelajaran daring. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memastikan bahwa semua mahasiswa dapat mengakses pembelajaran hybrid learning dengan metode daring dengan adil. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, kami telah mengungkap persepsi mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi terhadap penerapan pembelajaran hybrid learning dengan metode daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap metode ini, menganggapnya sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, perlu diingat bahwa ada tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal aksesibilitas teknologi. Dengan memperhatikan hal ini, pembelajaran hybrid learning dengan metode daring dapat menjadi alternatif yang menarik dalam meningkatkan pembelajaran di fakultas dakwah dan komunikasi.