Bendi: Transportasi Tradisional yang Ditarik oleh Kuda di Kota Padang, Sumatr

Bendi, transportasi tradisional yang ditarik oleh kuda, telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Kota Padang, Sumatra, selama berabad-abad. Dengan kemampuannya untuk mengangkut orang dan barang melalui jalan-jalan yang berliku-liku dan berbatu, bendi telah bertahan lama meskipun munculnya bentuk transportasi modern seperti Trans dan ojol. Bendi pertama kali ditemukan oleh seorang penjajah Belanda bernama Charles Theodose Deelemon di Kota Padang. Awalnya, bendi digunakan sebagai alat transportasi barang, tetapi seiring waktu, ia menjadi alat transportasi orang juga. Saat ini, bendi masih menjadi alat transportasi utama di Kota Padang dan kota-kota lain di Sumatra. Bendi ditarik oleh kuda yang dikenal sebagai "hustler" dan dikendalikan oleh seorang pengendara yang terampil. Kuda-kuda ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan posisi kendaraan, terutama saat menghadapi medan yang kasar dan berliku-liku. Selain itu, pengendara bendi juga bertanggung jawab untuk mengatur kecepatan dan menghindari bahaya potensial. Bendi telah bertahan lama karena fleksibilitas dan efisiensinya. Mereka dapat mengangkut berbagai barang dan orang, dan mereka dapat menavigasi jalan-jalan yang sulit yang tidak dapat dijangkau oleh kendaraan modern. Selain itu, bendi juga lebih ramah lingkungan karena mereka tidak menghasilkan emisi, dan mereka tidak membutuhkan bahan bakar seperti bensin atau diesel. Meskipun munculnya bentuk transportasi modern, bendi masih menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Kota Padang. Mereka memberikan layanan yang dapat diandalkan dan faktual, dan mereka membantu menghubungkan orang dan barang di kota yang padat. Jika Anda pernah mengunjungi Kota Padang, cobalah naik bendi dan lihat sendiri mengapa mereka telah bertahan lama sebagai bentuk transportasi utama.