Senyum Bahagia Naysila dan Kakak-Kakaknya **

** Udara pagi di rumah Argantara dan Veranda terasa hangat. Sinar mentari menyapa lembut, menerangi wajah-wajah ceria keluarga kecil itu. Naysila, si bungsu, merangkak dengan lincah di ruang tamu. Matanya yang bening berbinar-binar, mengamati sekeliling dengan rasa ingin tahu. "Kakak Ria..." Suara kecil Naysila memecah keheningan. Argantara dan Veranda, yang sedang menikmati secangkir kopi, langsung menoleh. Senyum lebar terukir di wajah mereka. Ria, kakak keempat Naysila, yang sedang bermain boneka di dekatnya, langsung berlari menghampiri adiknya. "Naysila sayang, kamu panggil Kakak Ria?" tanya Ria dengan suara lembut. Naysila mengangguk, matanya berbinar-binar. Ria memeluk Naysila erat, hatinya dipenuhi kebahagiaan. "Naysila sudah bisa bicara! Kata pertama Naysila adalah 'Kakak Ria'!" seru Ria dengan gembira. Shani, Gracia, dan Feni, ketiga kakak Naysila yang lain, langsung berhamburan menghampiri adik mereka. Mereka semua ikut senang mendengar Naysila mengucapkan kata pertamanya. "Naysila pintar! Naysila sayang kakak-kakak!" ujar Shani sambil mencium pipi Naysila. "Naysila hebat! Naysila sudah bisa bicara!" tambah Gracia dengan penuh semangat. Feni pun ikut menimpali, "Naysila, Kakak Feni sayang Naysila!" Suasana rumah Argantara dan Veranda dipenuhi dengan tawa dan keceriaan. Naysila, yang menjadi pusat perhatian, tertawa riang. Ia merasa sangat bahagia dikelilingi oleh kakak-kakaknya yang penuh kasih sayang. Hari itu, keluarga Argantara dan Veranda merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Naysila, si bungsu, telah mengucapkan kata pertamanya. Kata pertama yang penuh makna, yang menunjukkan kasih sayang dan kebersamaan dalam keluarga kecil mereka.