Perbuatan Melawan Hukum dalam Kasus PT TEKNO dan Pemerintah Kota Bahari

Dalam kasus PT TEKNO dan pemerintah Kota Bahari, terdapat beberapa perbuatan yang diduga melawan hukum. Dalam artikel ini, akan dibahas perbuatan-perbuatan tersebut serta pasal pidana yang sesuai untuk dikenakan kepada pelaku tindak pidana tersebut. Selain itu, juga akan dibahas apakah perbuatan-perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan atau concursus. a) Perbuatan Melawan Hukum dan Pasal Pidana yang Sesuai Dalam kasus ini, terdapat beberapa perbuatan yang diduga melawan hukum. Salah satu perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai melawan hukum adalah tindakan korupsi yang dilakukan oleh pihak PT TEKNO dan pemerintah Kota Bahari. Tindakan korupsi ini melanggar Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, terdapat juga dugaan perbuatan penipuan yang dilakukan oleh pihak PT TEKNO. Penipuan ini melanggar Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa "Barang siapa dengan sengaja menipu seseorang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah." b) Tindak Pidana Perbarengan atau Concursus Apakah perbuatan-perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan atau concursus? Tindak pidana perbarengan atau concursus terjadi ketika seseorang melakukan beberapa perbuatan pidana yang berbeda dalam satu kesatuan perbuatan. Dalam kasus ini, perbuatan korupsi dan penipuan yang dilakukan oleh pihak PT TEKNO dan pemerintah Kota Bahari dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan. Namun, perlu diperhatikan bahwa untuk dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan, perbuatan-perbuatan tersebut harus memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung satu sama lain. Dalam kasus ini, perbuatan korupsi dan penipuan yang dilakukan oleh pihak PT TEKNO dan pemerintah Kota Bahari dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan karena keduanya terkait dengan penggunaan kekuasaan dan penyalahgunaan kepercayaan. Dalam kesimpulan, perbuatan melawan hukum yang diduga terjadi dalam kasus PT TEKNO dan pemerintah Kota Bahari adalah korupsi dan penipuan. Pasal pidana yang sesuai untuk dikenakan kepada pelaku tindak pidana tersebut adalah Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perbarengan karena memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung satu sama lain.