Kasih Sayang Kakak untuk Ria yang Sakit **

Matahari pagi menyinari ruangan rumah sakit, menerangi wajah Shani yang cemas. Ria, adik perempuannya, terbaring lemah di ranjang, wajahnya pucat pasi. Sejak pagi, Ria mengeluh pusing dan mual, bahkan sempat pingsan. Shani, yang selalu sigap menjaga adiknya, panik melihat kondisi Ria yang semakin memburuk. "Kak, aku pusing dan rasanya pengen muntah," lirih Ria, suaranya lemah. "Ya sudah, ayo kakak antarin ke kamar mandi," jawab Shani, sigap membantu Ria. Namun, tak lama kemudian, Ria kembali mengeluh pusing. Shani pun mengantar Ria kembali ke bangsal. "K-kakak, kepala Ria pusing," ucap Ria, menahan rasa sakit. "Yasudah, ayo kembali ke bangsal kamu dek," jawab Shani, menenangkan Ria. Tiba-tiba, Ria terhuyung dan jatuh pingsan. "BRUKK!" Suara tubuh Ria yang terjatuh membuat Shani terkejut. Kali ini, Ria muntah lebih banyak. Shani semakin khawatir. Ria kembali pingsan, membuat Shani semakin cemas. Gracia, sahabat Shani, langsung membantu menidurkan Ria di bangsal. Para member lainnya pun datang menjenguk Ria di rumah sakit. Mereka semua khawatir dan mendoakan kesembuhan Ria. Shani terus setia menjaga Ria. Ia menyuapi Ria makan, meskipun Ria seringkali muntah. Rasa cemas dan khawatir terus menghantui Shani, namun ia tetap tegar. Dukungan dari sahabat-sahabatnya menjadi kekuatan bagi Shani untuk terus menjaga Ria. "Tenang, Shan. Ria pasti akan baik-baik saja," ucap Gracia, menenangkan Shani. Shani mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. Ia terus berdoa agar Ria segera pulih dan kembali ceria seperti sedia kala. Wawasan:** Kisah ini menunjukkan betapa besar kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya. Shani, meskipun cemas dan khawatir, tetap tegar menjaga Ria. Ia menunjukkan bahwa kasih sayang dan dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam menghadapi masa-masa sulit.