Mengapa Larutan Elektrolit Dapat Menghantarkan Listrik?

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Namun, apa yang membuat larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan memahami konsep dasar tentang ikatan kimia dan konduktivitas listrik. Larutan elektrolit terbentuk ketika senyawa ionik seperti NaCl atau CaCl2 dilarutkan dalam air. Ketika senyawa ionik tersebut terlarut, ion-ion positif dan negatif terpisah dan dapat bergerak bebas di dalam larutan. Inilah yang memungkinkan larutan elektrolit untuk menghantarkan listrik. Sebaliknya, larutan non-elektrolit terbentuk ketika senyawa kovalen seperti C12H22O11 atau C2H5OH dilarutkan dalam air. Senyawa kovalen tidak terdisosiasi menjadi ion-ion yang bebas bergerak dalam larutan. Oleh karena itu, larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pada percobaan dengan alat uji elektrolit, lampu pada alat uji akan menyala ketika menguji larutan elektrolit karena adanya aliran arus listrik melalui ion-ion yang bergerak bebas. Namun, pada larutan non-elektrolit, lampu tidak akan menyala karena tidak ada ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Selain itu, dalam beberapa kasus, larutan elektrolit dapat terdisosiasi menjadi ion-ion yang berbeda dalam tingkat yang berbeda pula. Misalnya, dalam tabel pengujian larutan dengan alat uji elektrolit, larutan 1 dan 2 menunjukkan lampu menyala, tetapi ada gelembung gas pada elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan 1 dan 2 adalah elektrolit lemah, di mana hanya sebagian senyawa terdisosiasi menjadi ion-ion yang bergerak bebas. Dalam kesimpulan, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Larutan non-elektrolit, di sisi lain, tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak ada ion-ion yang dapat bergerak bebas. Pengujian dengan alat uji elektrolit juga dapat memberikan informasi tentang tingkat disosiasi larutan elektrolit.