Telaga Warna: Kisah Putri yang Nakal

Pendahuluan: Pada jaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat yang dipimpin oleh Raja Prabu. Raja tersebut sangat ramah dan bijaksana. Namun, nasibnya sedikit malang karena Raja dan Ratu tidak memiliki anak. Ratu sering sekali menangis, sehingga Raja Prabu pergi ke hutan untuk berdoa kepada Tuhan meminta seorang anak. Bagian: ① Kelahiran Putri yang Cantik: Beberapa bulan setelah Ratu hamil, seorang putri lahir. Prabu dan sang Ratu sangat mencintai gadis kecil yang cantik tersebut. Mereka memberinya apapun yang diinginkannya, yang membuat si putri menjadi gadis yang nakal. ② Ulang Tahun yang Tragis: Pada hari ulang tahunnya yang ke-17, putri tersebut merayakan dengan banyak orang di istana. Raja Prabu memberikan gelang yang terbuat dari emas dan permata. Namun, sang putri menolak memakainya dan malah melemparkannya dengan kasar. Gelang tersebut pecah dan emas serta permata tersebar di lantai. Semua orang terkejut dan tidak dapat berkata apa-apa. ③ Bencana Telaga Warna: Dalam keheningan, orang-orang mendengar sang Ratu menangis. Semua orang merasa sedih dan mulai menangis juga. Tiba-tiba, dari dalam tanah, sebuah sumber mata air keluar dan membentuk sebuah genangan air. Genangan air tersebut kemudian menjadi danau besar yang menenggelamkan kerajaan. Sekarang, orang-orang menyebut danau tersebut "Telaga Warna". Kesimpulan: Kisah Telaga Warna mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai dan mengendalikan emosi. Putri yang nakal mengalami akibat yang tragis karena tindakannya yang tidak sopan. Telaga Warna menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bersikap baik dan menghormati orang lain.