Perkembangan Motorik dan Bahasa pada Anak dengan Kongenital Sindrom: Studi Kasus di Sekolah Berkebutuhan Khusus Pradnyagam

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak-anak yang memiliki perbedaan dengan kondisi anak-anak normal, baik dalam fisik, mental, maupun karakteristik perilaku sosial. Mereka memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang memerlukan layanan pendidikan yang spesifik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satu kelompok anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan kongenital sindrom. Kongenital sindrom merujuk pada kelainan yang muncul dalam perkembangan janin sejak saat konsepsi dan berlanjut selama kandungan. Faktor penyebab kelainan kongenital dapat berasal dari faktor genetik, lingkungan, nutrisi, dan obesitas. Anak dengan kongenital sindrom seringkali mengalami kelainan fisik seperti mata yang keluar, sindaktili pada tangan dan kaki, serta kesulitan dalam keseimbangan. Mereka juga mengalami hambatan dalam kemampuan motorik dan bahasa. Dalam studi kasus di Sekolah Berkebutuhan Khusus Pradnyagama, penulis melakukan observasi terhadap seorang siswa dengan kongenital sindrom yang diberi nama samaran "Kurkur". Kurkur merupakan murid baru di kelas Pandu dan memiliki hambatan dalam motorik dan bahasa. Hasil baseline usia dari screening menunjukkan bahwa Kurkur memiliki perkembangan setara dengan anak umur 3-4 tahun. Perkembangan motorik Kurkur terhambat, sehingga ia mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas khususnya kemandirian. Selain itu, kemampuan berbahasa atau berbicara Kurkur juga rendah. Hal ini dapat mempengaruhi interaksi sosialnya dengan teman sebaya dan guru di sekolah. Dalam upaya membantu perkembangan motorik dan bahasa Kurkur, Sekolah Berkebutuhan Khusus Pradnyagama memberikan layanan pendidikan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan anak. Melalui program-program yang dirancang khusus, Kurkur diberikan stimulasi dan latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik dan bahasanya. Guru dan terapis di sekolah bekerja sama untuk membantu Kurkur mencapai potensinya yang terbaik. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengeksplorasi lebih lanjut tentang perkembangan motorik dan bahasa pada anak dengan kongenital sindrom. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi anak dengan kongenital sindrom. Kesimpulan: Anak dengan kongenital sindrom mengalami hambatan dalam perkembangan motorik dan bahasa. Dalam studi kasus di Sekolah Berkebutuhan Khusus Pradnyagama, Kurkur, seorang siswa dengan kongenital sindrom, mengalami kesulitan dalam motorik dan bahasa. Melalui layanan pendidikan yang spesifik, Kurkur diberikan stimulasi dan latihan untuk meningkatkan kemampuan motorik dan bahasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang perkembangan motorik dan bahasa pada anak dengan kongenital sindrom, dengan harapan dapat memberikan wawasan yang berguna bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus.