Bisakah Kesepakatan Bersama Mengatur Hal-hal di Luar Kewajiban Pokok Perjanjian Kerja?

Kesepakatan bersama (PB) dan perjanjian kerja (PK) merupakan dua instrumen hukum yang penting dalam hubungan industrial. Keduanya mengatur hak dan kewajiban para pihak, baik pengusaha maupun pekerja. Namun, seringkali muncul pertanyaan, bisakah kesepakatan bersama mengatur hal-hal di luar kewajiban pokok perjanjian kerja?

Menelisik Kewenangan Kesepakatan Bersama

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penting untuk memahami esensi dari kesepakatan bersama. Sesuai namanya, kesepakatan bersama merupakan hasil kesepakatan antara pengusaha atau serikat pekerja/buruh dengan pengusaha. Kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk tertulis dan didaftarkan kepada instansi terkait agar memiliki kekuatan hukum mengikat.

Kesepakatan bersama memiliki cakupan yang luas dan dapat mengatur berbagai hal terkait hubungan industrial, termasuk syarat-syarat kerja dan pengupahan. Namun, perlu diingat bahwa kesepakatan bersama tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan dalam perjanjian kerja.

Batasan Kewenangan Kesepakatan Bersama

Meskipun memiliki kewenangan yang luas, kesepakatan bersama tidak dapat mengatur hal-hal yang telah diatur secara eksplisit dalam perjanjian kerja. Hal ini dikarenakan perjanjian kerja merupakan kesepakatan awal yang menjadi dasar hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja.

Sebagai contoh, jika perjanjian kerja telah mengatur secara rinci mengenai waktu kerja, waktu istirahat, dan hak cuti, maka kesepakatan bersama tidak dapat mengubah atau membatalkan ketentuan tersebut.

Menjembatani Kepentingan Melalui Kesepakatan Bersama

Lantas, apa sebenarnya peran kesepakatan bersama jika tidak dapat mengatur hal-hal yang telah diatur dalam perjanjian kerja? Kesepakatan bersama berperan penting dalam melengkapi dan menyempurnakan ketentuan dalam perjanjian kerja.

Misalnya, perjanjian kerja mengatur tentang kewajiban perusahaan menyediakan alat pelindung diri (APD). Kesepakatan bersama dapat merinci lebih lanjut jenis-jenis APD yang wajib disediakan, standar kualitasnya, serta mekanisme pengawasannya.

Menciptakan Hubungan Industrial yang Harmonis

Dalam praktiknya, kesepakatan bersama dapat menjadi instrumen yang efektif untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis. Melalui kesepakatan bersama, pengusaha dan pekerja dapat menyepakati hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja, namun dianggap penting untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan produktivitas perusahaan.

Sebagai contoh, kesepakatan bersama dapat mengatur tentang program pengembangan kompetensi pekerja, program pensiun, atau insentif lain yang dapat memotivasi pekerja.

Kesepakatan bersama merupakan instrumen hukum yang penting dalam hubungan industrial. Ia melengkapi dan menyempurnakan perjanjian kerja, bukan menggantikannya. Dengan memahami batasan dan peluang yang ditawarkan, kesepakatan bersama dapat menjadi kunci terciptanya hubungan industrial yang harmonis dan produktif.