Tanggung Jawab Besar

Sinta duduk di tepi tempat tidur adiknya, Yuda, yang baru saja berusia empat tahun. Dia merasa cemas dan khawatir. Sebagai kakak perempuan, dia bertanggung jawab untuk merawat adiknya. Namun, dia hanya berusia sembilan tahun dan merasa tidak cukup dewasa untuk mengurus adiknya sendiri. "Yuda, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Sinta sambil mengangkat adiknya dari tempat tidur. "Ya, kakak," jawab Yuda sambil tersenyum. Sinta menghela nafas. Dia tahu bahwa dia harus belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dia tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk membantunya. "Kakak, apakah kamu akan membawakan saya makan?" tanya Yuda sambil meraih tangan Sinta. "Ya, tentu saja, sayang," jawab Sinta sambil tersenyum. Dia tahu bahwa dia harus mengurus kebutuhan dasar adiknya, seperti memberinya makan. Setelah memberi makan Yuda, Sinta duduk di sampingnya dan berbicara dengannya. Dia menceritakan tentang hari-harinya di sekolah dan tentang teman-temannya. Yuda mendengarkan dengan penuh perhatian, dan Sinta merasa senang bisa berbagi dengan adiknya. Namun, dia juga merasa sedikit cemas. Dia tahu bahwa dia harus belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dia tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk membantunya. "Kakak, apakah kamu akan membawakan saya makan?" tanya Yuda sambil meraih tangan Sinta. "Ya, tentu saja, sayang," jawab Sinta sambil tersenyum. Dia tahu bahwa dia harus mengurus kebutuhan dasar adiknya, seperti memberinya makan. Setelah memberi makan Yuda, Sinta duduk di sampingnya dan berbicara dengannya. Dia menceritakan tentang hari-harinya di sekolah dan tentang teman-temannya. Yuda mendengarkan dengan penuh perhatian, dan Sinta merasa senang bisa berbagi cerita dengan adiknya. Namun, dia juga merasa sedikit cemas. Dia tahu bahwa dia harus belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dia tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untukunya. "Kakak, apakah kamu akan membawakan saya makan?" tanya Yuda sambil meraih tangan Sinta. "Ya, tentu saja, sayang," jawab Sinta sambil tersenyum. Dia tahu bahwa dia harus mengurus kebutuhan dasar adiknya, seperti memberinya makan. Setelah memberi makan Yuda, Sinta duduk di sampingnya dan berbicara dengannya. Dia menceritakan tentang hari-harinya di sekolah dan tentang teman-temannya. Yuda mendengarkan dengan penuh perhatian, dan Sinta merasa senang bisa berbagi cerita dengan adiknya. Namun, dia juga merasa sedikit cemas. Dia tahu bahwa dia harus belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dia tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk membantunya. "Kakak, apakah kamu akan membawakan saya makan?" tanya Yuda sambil meraih tangan Sinta. "Ya, tentu saja, sayang," jawab Sinta sambil tersenyum. Dia tahu bahwa dia harus mengurus kebutuhan dasar adiknya, seperti memberinya makan. Setelah memberi makan Yuda, Sinta duduk di sampingnya dan berbicara dengannya. Dia menceritakan tentang hari-harinya di sekolah dan tentang teman-temannya. Yuda mendengarkan dengan penuh perhatian, dan Sinta merasa berbagi cerita dengan adiknya. Namun, dia juga merasa sedikit cemas. Dia tahu bahwa dia harus belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dia tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk membantunya. "Kakak, apakah kamu akan membawakan saya makan?" tanya Yuda sambil mer