Menjadi Teladan, Bukan Sekadar Mengajar **

Rahma, seorang remaja yang bersemangat berbagi ilmunya dengan anak-anak Sekolah Dasar, membuka bimbingan belajar di rumahnya. Ketekunan dan kepandaiannya membuatnya menjadi panutan bagi para muridnya. Namun, sebuah kejadian sederhana membuka mata Rahma akan pentingnya menjadi teladan, bukan hanya sekedar pengajar. Sore itu, Rahma menegur murid-muridnya yang terlambat datang ke bimbingan belajar. Dengan sabar, ia menanyakan alasan keterlambatan mereka dan mengingatkan pentingnya menghargai waktu. Rahma menekankan bahwa bermain boleh, tetapi harus ada batasannya, terutama saat waktu belajar tiba. Namun, malam harinya, Rahma sendiri terlambat pulang dari acara ulang tahun temannya. Ia berjanji pulang pukul sepuluh malam, tetapi baru sampai rumah pukul sebelas. Saat masuk kamar, Rahma terkejut melihat kedua adiknya duduk bersila di hadapan Ibu mereka. Ibu Rahma, dengan nada yang sama seperti Rahma menegur murid-muridnya, menanyakan alasan keterlambatan mereka. Rahma terdiam, malu dan menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan. Ia telah memberikan nasihat kepada murid-muridnya, tetapi tidak mencontohkannya sendiri. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Rahma. Ia menyadari bahwa menjadi teladan adalah kunci utama dalam mendidik. Penutup:** Kisah Rahma mengingatkan kita bahwa menjadi teladan adalah tanggung jawab yang besar. Kita tidak hanya perlu mengajarkan nilai-nilai baik, tetapi juga menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadi teladan, kita dapat menginspirasi orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti kata pepatah, "Lebih baik menunjukkan daripada mengatakan."