Hubungan antara Status Gizi dan Pola Konsumsi Kariogenik dengan Karies Gigi pada Anak

Berdasarkan tabel di atas, terdapat beberapa tingkatan karies gigi pada anak-anak yang menjadi subjek penelitian ini. Tingkatan karies gigi tersebut terbagi menjadi tinggi, sedang, rendah, sangat tinggi, dan sangat rendah. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa sebanyak 34,3% anak mengalami karies gigi pada tingkatan tinggi, diikuti oleh 31,4% anak pada tingkatan sedang, 20,0% anak pada tingkatan rendah, 8,6% anak pada tingkatan sangat tinggi, dan 5,7% anak pada tingkatan sangat rendah. Selanjutnya, peneliti melakukan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel independen, yaitu Status Gizi (X1) dan Pola Konsumsi Kariogenik (X2), dengan variabel dependen, yaitu Karies Gigi (Y). Uji statistik ini dilakukan menggunakan program SPSS 27 dengan jenis uji regresi linear berganda. Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, peneliti juga melakukan uji asumsi klasik, seperti uji multikolinearitas, normalitas, dan heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode regresi linear berganda untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan pola konsumsi kariogenik dengan karies gigi pada anak-anak. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap karies gigi pada anak-anak. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, diharapkan dapat dikembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif untuk mengurangi prevalensi karies gigi pada anak-anak. Dalam penelitian ini, peneliti juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi karies gigi, seperti kebiasaan menggosok gigi, frekuensi mengonsumsi makanan manis, dan kebiasaan mengunyah permen karet. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, peneliti berharap dapat memberikan rekomendasi yang lebih komprehensif untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Dalam kesimpulan, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dan pola konsumsi kariogenik dengan karies gigi pada anak-anak. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif dalam mengurangi prevalensi karies gigi pada anak-anak.