Kejenakaan Abu Nawas di Pesta Raj

Abu Nawas adalah seorang pria yang cerdas dan humoris yang tinggal di kerajaan Raja Aaron. Suatu hari, dia mendapat undangan untuk makan malam di istana Raja. Abu Nawas sangat senang dan merasa terhormat dengan undangan tersebut. Ketika tiba di istana, Abu Nawas disambut oleh seorang pelayan dan diarahkan ke tempat duduknya. Semua menteri juga sudah hadir dan duduk di kursi mereka masing-masing. Raja adalah orang terakhir yang masuk ke ruangan dan duduk di kursi besar khususnya. Di atas setiap piring, terdapat ayam panggang yang sangat lezat. Bau harumnya membuat semua orang menjadi lapar. Setelah berdoa, Raja mengundang semua orang untuk makan. Abu Nawas mengambil garpu dan pisau untuk memotong ayamnya. Namun tiba-tiba Raja menghentikannya, "Tunggu, Abu." "Apa yang terjadi, Tuanku?" tanya Abu. "Apapun yang kamu lakukan pada ayammu, aku juga akan melakukannya padamu," kata Raja. "Aku tidak mengerti, Tuanku," jawab Abu. "Misalnya, jika kamu memotong sayap ayam, aku juga akan memotong lengammu," kata Raja. Abu Nawas terlihat sedih dan kecewa, namun tidak lama kemudian wajahnya menjadi cerah. Tiba-tiba dia meletakkan garpu dan pisau lalu mencubit sayap ayamnya. Raja terkejut. Dia tidak menyangka Abu akan melakukan hal itu. Namun, dia tidak bisa menyangkal apa yang telah dia katakan. Jadi dia mencubit lengan Abu. Selanjutnya, Abu membelai punggung ayamnya. Raja juga membelai punggung Abu. Setelah itu, Abu memijat sayap ayamnya. Raja dengan enggan juga memijat lengan Abu. Semua menteri ingin tertawa, namun mereka tidak berani. Mereka hanya menundukkan kepala dan melihat ke piring mereka. Setelah beberapa saat, Raja berhenti memijat Abu. Dia membelai bahu Abu. "Baiklah Abu, sekarang kamu bisa makan ayammu!" kata Raja sambil tersenyum. "Terima kasih, Tuanku," kata Abu dengan bahagia. "Kamu berhasil lolos dari hukuman yang ku berikan," kata Raja Aaron sambil mulutnya penuh makanan. Pada saat itu, Raja terlihat senang. Dia merasa puas dengan Abu. Beberapa menteri tersenyum dan tertawa sedikit. Namun, Abu tidak terlalu memperdulikannya. Dia menikmati ayam panggang tersebut dengan sangat senang. Ada lebih banyak makanan dan tawa selama sisa pesta. Semua orang sangat bahagia.