Tindakan yang Harus Dilakukan Ketika Plasenta Tidak Lepas Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan anak ketiga secara spontan di Bidan Praktik Mandiri, seorang perempuan berusia 30 tahun mengalami kondisi di mana plasenta tidak lepas. Pada pukul 03.31 WIB, bidan telah memberikan oksitosin 10 IU per IM, namun pada pukul 03.46 WIB, plasenta masih belum lepas. Dalam situasi seperti ini, apa tindakan yang harus dilakukan? Dalam kasus ini, ada beberapa opsi tindakan yang dapat dipertimbangkan. Pertama, bidan dapat melaksanakan PTT (Penolong Persalinan Tidak Lengkap) sampai plasenta lahir. PTT adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu proses keluarnya plasenta dengan cara menekan perut ibu secara perlahan. Tindakan ini dapat membantu mempercepat keluarnya plasenta dan mengurangi risiko komplikasi. Selain itu, opsi lain yang dapat dipertimbangkan adalah menunggu dan melakukan observasi selama 15 menit lagi. Dalam beberapa kasus, plasenta dapat lepas dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun, penting untuk tetap memperhatikan tanda-tanda komplikasi atau perubahan yang tidak normal selama periode observasi ini. Jika plasenta masih belum lepas setelah waktu observasi tambahan, pemberian oksitosin ke-2 10 IU per IM dapat dipertimbangkan. Oksitosin adalah hormon yang membantu merangsang kontraksi rahim dan dapat membantu mempercepat keluarnya plasenta. Namun, penggunaan oksitosin harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis yang terlatih. Jika semua upaya di atas tidak berhasil, tindakan terakhir yang dapat dilakukan adalah melakukan perasat manual plasenta. Tindakan ini melibatkan penggunaan tangan untuk mengeluarkan plasenta secara manual dari rahim. Namun, perasat manual plasenta harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga medis yang terlatih, karena dapat meningkatkan risiko infeksi atau perdarahan. Selain itu, penting juga untuk melakukan masase uterus setelah melahirkan. Masase uterus adalah tindakan yang dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim dan membantu mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan. Tindakan ini dapat membantu mempercepat keluarnya plasenta dan memastikan bahwa rahim berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. Dalam situasi ini, tindakan yang harus dilakukan tergantung pada kondisi dan respons ibu serta pertimbangan tenaga medis yang terlibat. Penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis yang terlatih untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi.