Pengaruh Dinasti Syailendra dari Sumatra terhadap Kerajaan Mataram

Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, terdapat kuat dugaan bahwa Dinasti Syailendra dari Sumatra (Kerajaan Sriwijaya) menguasai Mataram dan menjadikan raja-raja dari Dinasti Sanjaya sebagai raja bawahan Sriwijaya. Terdapat tiga sumber sejarah yang menguatkan hal ini. Pertama, Prasasti Kalasan (Jawa) yang berangka tahun 778 M. Prasasti ini menyebutkan bahwa Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Maharaja Wisnu, raja dari Dinasti Syailendra (Sriwijaya), untuk mendirikan Candi Kalasan (candi Buddha). Diperkirakan Dinasti Syailendra menguasai Mataram sekitar tahun itu. Dalam prasasti tersebut, Rakai Panangkaran atau "permata disebut sebagai Sailendrawangsatilakela" menguasai Dinasti Sanjaya. Kuat dugaan bahwa Dinasti Syailendra memperlakukan Dinasti Sanjaya tetap dalam kedudukan atau posisi penting di istana. Kedua, Prasasti Kota Tinggi (Sumatra). Berdasarkan prasasti ini, Sriwijaya telah menguasai Pulau Bangka dan Belitung. Prasasti ini juga menyebutkan Sri Jayanasa Dapunghukum "Bhumi Hyang" yang telah menguasai Sriwijaya. Hal ini menunjukkan pengaruh Dinasti Syailendra dari Sumatra terhadap wilayah Mataram. Ketiga, Prasasti Mantyasih (Jawa). Prasasti ini berangka tahun 907 M dan menyebutkan bahwa Rakai Watukura Dyah Balitung, raja Mataram, adalah cucu dari Rakai Panangkaran. Hal ini menunjukkan hubungan keluarga antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dengan adanya bukti-bukti sejarah ini, dapat disimpulkan bahwa Dinasti Syailendra dari Sumatra memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kerajaan Mataram. Mereka menguasai Mataram dan menjadikan raja-raja dari Dinasti Sanjaya sebagai raja bawahan Sriwijaya. Hal ini menunjukkan adanya hubungan politik dan sosial antara kedua kerajaan tersebut. Kesimpulannya, Dinasti Syailendra dari Sumatra memiliki peran penting dalam sejarah Kerajaan Mataram. Pengaruh mereka terhadap Mataram dapat dilihat dari bukti-bukti sejarah seperti prasasti-prasasti yang menyebutkan hubungan antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan politik dan sosial antara kedua kerajaan tersebut.