Bagaimana Penyimpangan Sekunder Berkembang dan Berubah?

Mengenal Penyimpangan Sekunder

Penyimpangan sekunder adalah istilah yang digunakan dalam sosiologi untuk menggambarkan perilaku yang melanggar norma atau aturan sosial yang telah diterima oleh masyarakat. Perilaku ini biasanya dikaitkan dengan individu yang telah diberi label sebagai penyimpang oleh masyarakat. Namun, bagaimana sebenarnya penyimpangan sekunder ini berkembang dan berubah?

Proses Perkembangan Penyimpangan Sekunder

Perkembangan penyimpangan sekunder biasanya dimulai ketika individu melakukan penyimpangan primer, yaitu perilaku yang melanggar norma sosial tetapi belum diberi label sebagai penyimpang oleh masyarakat. Ketika individu tersebut kemudian diberi label sebagai penyimpang, mereka mungkin merasa terisolasi dan stigmatized, yang dapat mendorong mereka untuk lebih jauh dalam perilaku penyimpangan.

Dalam beberapa kasus, individu mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain menerima label penyimpang dan mulai berperilaku sesuai dengan label tersebut. Ini bisa berarti terlibat dalam perilaku yang lebih serius atau berbahaya, atau menjadi bagian dari subkultur penyimpangan, di mana perilaku tersebut diterima dan bahkan dihargai.

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penyimpangan Sekunder

Perubahan dalam penyimpangan sekunder dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah perubahan dalam persepsi masyarakat terhadap perilaku tertentu. Misalnya, jika masyarakat mulai menerima perilaku yang sebelumnya dianggap penyimpangan, individu yang sebelumnya diberi label sebagai penyimpang mungkin merasa lebih diterima dan kurang perlu untuk terlibat dalam perilaku penyimpangan.

Selain itu, perubahan dalam kehidupan individu juga dapat mempengaruhi penyimpangan sekunder. Misalnya, jika individu mendapatkan pekerjaan baru atau memulai hubungan baru, mereka mungkin merasa lebih stabil dan kurang perlu untuk terlibat dalam perilaku penyimpangan.

Dampak Penyimpangan Sekunder

Penyimpangan sekunder dapat memiliki dampak yang signifikan baik pada individu maupun masyarakat. Bagi individu, penyimpangan sekunder dapat menyebabkan isolasi sosial, stigmatization, dan kesulitan dalam menemukan pekerjaan atau mempertahankan hubungan. Bagi masyarakat, penyimpangan sekunder dapat menyebabkan ketidakstabilan dan konflik, serta biaya yang terkait dengan penegakan hukum dan rehabilitasi.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa penyimpangan sekunder tidak selalu negatif. Dalam beberapa kasus, individu yang diberi label sebagai penyimpang mungkin menggunakan pengalaman mereka untuk mendorong perubahan sosial atau untuk membantu orang lain yang berada dalam situasi serupa.

Menyimpulkan Penyimpangan Sekunder

Secara keseluruhan, penyimpangan sekunder adalah fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk persepsi masyarakat, kehidupan individu, dan dampak dari perilaku penyimpangan itu sendiri. Meskipun penyimpangan sekunder dapat memiliki dampak negatif, juga dapat menjadi sumber perubahan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengatasi penyimpangan sekunder dengan cara yang adil dan empatik.