Meningkatkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Ancaman Longsor di Kota Batu

Kota Batu, yang terletak di Jawa Timur, memiliki tiga titik rawan longsor yang menjadi perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu. Ketiga titik tersebut adalah kawasan jalur Payung, Desa Sumber Brantas, dan Desa Gunung San. Ahmod Khoirur Rachim, Kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya untuk membersihkan dan mengantisipasi dini di kawasan-kawasan tersebut. Upaya tersebut meliputi pemasangan alat alarm dan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Menurut Rachim, kawasan yang memiliki kemiringan di atas 40 derajat memiliki potensi untuk mengalami longsor. Kawasan-kawasan seperti Sumber Brantas, Gunung Sarri, dan Jalur Payung telah mendapatkan edukasi yang cukup, terutama kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pemukiman. Selain itu, petugas BPBD juga melatih diri untuk meningkatkan kapasitas penanganan bencana, dengan fokus utama untuk menyelamatkan jiwa. Rapat koordinasi penganggulangan bencana di Kota Batu telah dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Polres Batu, Kodim 0818 Malang-Batu, BPBD Kota Batu, BPBD Kabupaten Malang, Kepala Desa dan Lurah se-Kota Batu, serta organisasi lainnya. Forum ini bertujuan untuk merumuskan krisis manajemen dalam menghadapi ancaman bencana. Kapolres Batu, A.KBP Budi Hermanto, mendorong agar kepedulian masyarakat terhadap kondisi alam ditingkatkan, terutama mengingat banyaknya kawasan di Kota Batu yang memiliki kemiringan. Dalam menjaga kelestarian alam, partisipasi dari berbagai elemen masyarakat sangat penting. Menurut Hermanto, manajemen bencana harus dibahas oleh berbagai pihak, termasuk akademisi dari perguruan tinggi. Ide-ide dan masukan dari akademisi dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam penanganan bencana. Data yang dikeluarkan menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terjadi 22 peristiwa longsor, 3 peristiwa tanah ambles, dan 20 peristiwa banjir di Kota Batu. Kecamatan Batu menjadi kecamatan dengan jumlah peristiwa longsor terbanyak, yaitu sebanyak 12 kali. Diikuti oleh Kecamatan Bumaji dengan 8 kali, dan Kecamatan Junrejo dengan 2 kali. Tren kenaikan bencana dari tahun 2016 ke 2017 meningkat sebesar 17,5 persen. Meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman longsor di Kota Batu menjadi hal yang sangat penting. Melalui edukasi yang tepat dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana alam. Dengan demikian, kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisir dan keselamatan jiwa dapat terjamin.