Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern dalam Produksi Keju

Bioteknologi telah menjadi bagian penting dalam industri makanan, termasuk dalam produksi keju. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern dalam produksi keju. Bioteknologi konvensional adalah metode tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad dalam produksi keju. Metode ini melibatkan penggunaan bakteri dan ragi alami untuk mengubah susu menjadi keju. Bakteri asam laktat digunakan untuk mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat, yang membantu dalam proses penggumpalan susu. Ragi alami, yang terdapat di lingkungan sekitar, juga digunakan untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat dan menghasilkan gas karbon dioksida yang membantu dalam pembentukan tekstur keju. Proses fermentasi ini membutuhkan waktu yang lama, biasanya berlangsung selama beberapa bulan, untuk menghasilkan keju yang matang. Di sisi lain, bioteknologi modern telah menghadirkan inovasi dalam produksi keju. Metode ini melibatkan penggunaan mikroorganisme yang telah dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan keju dengan cepat dan efisien. Dalam bioteknologi modern, gen yang bertanggung jawab untuk produksi enzim yang diperlukan dalam proses penggumpalan susu diisolasi dan dimasukkan ke dalam mikroorganisme lain, seperti bakteri asam laktat atau ragi. Mikroorganisme yang dimodifikasi ini kemudian digunakan dalam proses produksi keju untuk menghasilkan enzim yang diperlukan dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, bioteknologi modern juga memungkinkan penggunaan enzim yang dihasilkan secara sintetis untuk menggantikan enzim alami dalam proses penggumpalan susu. Hal ini memungkinkan produsen keju untuk mengontrol dengan lebih baik kualitas dan konsistensi keju yang dihasilkan. Perbedaan utama antara bioteknologi konvensional dan modern dalam produksi keju adalah metode yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan keju yang matang. Bioteknologi konvensional menggunakan bakteri dan ragi alami yang membutuhkan waktu yang lama, sementara bioteknologi modern menggunakan mikroorganisme yang dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan keju dengan cepat. Selain itu, bioteknologi modern juga memungkinkan produsen keju untuk mengontrol dengan lebih baik kualitas dan konsistensi keju yang dihasilkan. Dalam kesimpulan, bioteknologi konvensional dan modern memiliki perbedaan dalam metode dan waktu yang dibutuhkan dalam produksi keju. Meskipun bioteknologi modern telah membawa inovasi dalam produksi keju, bioteknologi konvensional masih digunakan oleh beberapa produsen keju untuk menghasilkan keju dengan cita rasa yang khas.