Harmoni dalam Keberagaman: Masjid dan Gereja yang Bergandengan di Tanjung Priok

Masjid Al-Muqarrabien dan Gereja GMIST Mahanaim di Tanjung Priok, Jakarta, adalah dua rumah ibadah yang bersebelahan. Meskipun berasal dari agama yang berbeda, kedua tempat ibadah ini hidup berdampingan selama hampir setengah abad. Pagar tembok kecil yang memanjang ke belakang menjadi satu-satunya pembatas fisik antara masjid dan gereja ini. Selain berdampingan secara fisik, jamaah dari kedua rumah ibadah ini juga menjalin kerjasama yang erat. Pada hari Jumat, depan gereja digunakan sebagai tempat parkir bagi jamaah masjid, sedangkan pada hari Minggu, halaman masjid digunakan untuk parkir jamaah gereja. Hal ini menunjukkan adanya saling pengertian dan toleransi antara kedua komunitas beragama. Tidak hanya itu, jamaah gereja juga tidak merasa terganggu oleh suara azan yang keras dari masjid saat waktu shalat tiba. Pengurus gereja telah mengarahkan pengeras suara masjid ke arah terminal, sehingga suara azan tidak mengganggu kegiatan ibadah di gereja. Begitu juga sebaliknya, saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha tiba, pengurus gereja meniadakan kebaktian pagi agar umat Islam dapat beribadah dengan tenang. Di sisi lain, pengurus masjid melarang para khatib untuk membahas politik dalam khutbahnya, sehingga menjaga keharmonisan antara kedua komunitas. Kisah rumah ibadah yang berdampingan bukan hanya terjadi di Tanjung Priok, Jakarta. Masjid Istiqlal, sebagai masjid negara, dan Gereja Katedral juga bersebelahan. Hal ini menunjukkan bahwa harmoni dalam keberagaman dapat terwujud di berbagai tempat, termasuk dalam konteks kehidupan beragama. Dalam era yang semakin maju ini, penting bagi kita untuk mengambil contoh dari kasus-kasus seperti ini. Keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga dan dirayakan. Melalui kerjasama dan saling pengertian antarumat beragama, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. Masjid dan gereja yang bergandengan di Tanjung Priok adalah bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak harus menjadi pemisah, melainkan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan antarumat beragama. Dalam menghadapi tantangan dan perbedaan, mari kita mengambil inspirasi dari kisah-kisah seperti ini. Mari kita terus membangun kerjasama dan saling pengertian antarumat beragama, sehingga kita dapat hidup dalam harmoni dan damai, seperti masjid dan gereja yang bergandengan di Tanjung Priok.