Peran Media dalam Pemilu Masa Orde Baru: Sebuah Kajian Historis

Media memegang peran penting dalam setiap proses demokrasi, termasuk pemilihan umum. Di Indonesia, peran media dalam Pemilu Masa Orde Baru memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh kondisi politik dan sosial saat itu. Artikel ini akan membahas secara historis bagaimana media dibentuk dan dimanfaatkan oleh rezim Orde Baru untuk mencapai tujuan politiknya, serta dampaknya terhadap proses demokrasi di Indonesia.

Media sebagai Alat Propaganda

Orde Baru, yang dipimpin oleh Soeharto, menggunakan media sebagai alat propaganda untuk mengukuhkan kekuasaannya dan membangun citra positif. Media massa, seperti televisi, radio, dan surat kabar, dikontrol ketat oleh pemerintah. Pemerintah memiliki kendali penuh atas isi berita dan informasi yang disebarluaskan. Media diwajibkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dan memuji kepemimpinan Soeharto. Kritik terhadap pemerintah dan kebijakannya sangat dibatasi, bahkan dibungkam.

Pemilu sebagai Ritual Demokrasi

Pemilu di era Orde Baru lebih merupakan ritual demokrasi daripada proses demokrasi yang sesungguhnya. Media berperan dalam menciptakan ilusi demokrasi dengan menampilkan kampanye dan proses pemilu yang tampak demokratis. Namun, dalam praktiknya, media tidak memberikan ruang bagi oposisi dan kritik terhadap pemerintah. Partai-partai politik yang mendukung pemerintah diberikan akses yang lebih luas ke media, sementara partai-partai oposisi diabaikan atau bahkan dibungkam.

Dampak Media terhadap Demokrasi

Penggunaan media sebagai alat propaganda oleh Orde Baru memiliki dampak negatif terhadap proses demokrasi di Indonesia. Media tidak berfungsi sebagai pengawas pemerintah dan tidak memberikan ruang bagi publik untuk menyampaikan aspirasi dan kritik. Hal ini menyebabkan kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Selain itu, kontrol ketat terhadap media juga membatasi kebebasan pers dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan independen.

Kesimpulan

Peran media dalam Pemilu Masa Orde Baru menunjukkan bagaimana media dapat dimanfaatkan untuk tujuan politik tertentu. Media di era Orde Baru tidak berfungsi sebagai pilar demokrasi, melainkan sebagai alat propaganda untuk mengukuhkan kekuasaan dan membangun citra positif bagi rezim. Hal ini berdampak negatif terhadap proses demokrasi di Indonesia, karena membatasi kebebasan pers, transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan.