Pengertian dan Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesi

Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. Dalam proses ini, ada dua aspek yang harus diperhatikan: aspek materiel atau substansial dan aspek formal atau prosedural. Aspek materiel berkaitan dengan isi dari suatu peraturan perundang-undangan, sedpek formal berkaitan dengan kegiatan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlangsung di suatu negara. Dalam membentuk peraturan perundang-undangan, harus dilakukan berdasarkan asas yang baik. Menurut I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul Handboek Wetgeving (1987), terdapat dua asas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, yaitu asas formal dan materiel. Asas formal mencakup beberapa prinsip, seperti asas tujuan yang jelas, asas organ/lembaga yang tepatas perlunya pengaturan, asas dapat dilaksanakan, dan asas konsensus. Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memiliki tujuan dan manfaat yang jelas. Selain itu, peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga atau organ pembentuk yang berwenang, sehingga dapat dibatalkan atau batal demi hukum jika dibuat oleh lembaga atau organ yang tidak berwenang. Peraturan perundang-undangan juga harus dibuat karena banyak alternatif yang tersedia untuk menyelesaikan masalah pemerintahan selain dengan membentuk peraturan perundang-undangan. Selain itu, peraturan perundang-undangan yang dibentuk harus dapat berlaku secara efektif di masyarakat karena telah mendapat dukungan secara filosofis, yuridis, dan penyusunannya. Terakhir, pembentukan peraturan perundang-undangan harus didasarkan pada kesepakatan bersama antara rakyat dan pemerintah. Dengan demikian, peraturan perundang-undangan yang dibentuk dapat diterima dan dihormati oleh masyarakat. Dalam kesimpulannya, pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia harus dilakukan dengan memperhatikan aspek materiel dan formal, serta berdasarkan asas-asas yang baik. Dengan demikian, peraturan perundang-undangan yang dibentuk dapat berlaku secara efektif dan diterima oleh masyarakat.