Nggegulang sebagai Strategi Pembelajaran: Tinjauan Kritis

Sistem kebut semalam, atau yang lebih dikenal dengan istilah *nggegulang* dalam bahasa Jawa, telah menjadi strategi belajar yang umum, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Fenomena ini sering kali didorong oleh tekanan untuk mendapatkan nilai bagus dalam waktu singkat, padahal materi yang harus dikuasai terbilang banyak. Artikel ini akan mengulas secara kritis strategi belajar *nggegulang*, menelisik kelebihan, kekurangan, serta dampaknya terhadap efektivitas belajar.

Efektivitas Sistem Kebut Semalam (*Nggegulang*)

*Nggegulang* memang dapat memberikan hasil jangka pendek, seperti membantu mahasiswa lulus ujian atau menyelesaikan tugas tepat waktu. Dalam situasi genting, sistem ini seolah menjadi penyelamat. Kemampuan untuk menyerap banyak informasi dalam waktu singkat patut dihargai. Namun, efektivitas *nggegulang* dalam konteks pembelajaran jangka panjang patut dipertanyakan.

Kerugian Sistem Kebut Semalam (*Nggegulang*)

Salah satu kerugian utama *nggegulang* adalah minimnya retensi atau penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. Otak manusia membutuhkan waktu untuk memproses dan menyimpan informasi secara optimal. Belajar dengan sistem kebut semalam hanya akan membuat informasi menumpuk di memori jangka pendek, yang mudah terlupakan. Akibatnya, pemahaman konseptual menjadi dangkal dan sulit diaplikasikan dalam konteks yang berbeda.

Dampak Negatif *Nggegulang*

Selain retensi informasi yang rendah, *nggegulang* juga berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Begadang semalaman untuk belajar dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang berujung pada penurunan daya tahan tubuh, insomnia, dan masalah kesehatan lainnya. Stres dan kelelahan yang ditimbulkan oleh *nggegulang* juga dapat menurunkan motivasi belajar dan mengurangi produktivitas dalam jangka panjang.

Alternatif Strategi Pembelajaran

Alih-alih mengandalkan *nggegulang*, terdapat berbagai strategi pembelajaran yang lebih efektif dan berkelanjutan. Menerapkan *spaced repetition*, yaitu mengulang materi secara berkala, dapat memperkuat retensi informasi. Membagi materi belajar menjadi bagian-bagian kecil dan meninjaunya secara konsisten juga merupakan strategi yang efektif.

Penting untuk diingat bahwa belajar adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan waktu. Memahami konsep secara mendalam jauh lebih penting daripada sekadar menghafal informasi. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan menghindari *nggegulang*, proses belajar dapat menjadi lebih efektif, bermakna, dan menyenangkan.

Sistem kebut semalam atau *nggegulang* memang menawarkan solusi instan, tetapi efektivitasnya dalam jangka panjang patut dipertanyakan. Strategi ini tidak hanya mengorbankan pemahaman yang mendalam, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan dan motivasi belajar. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, seperti konsistensi dan pengulangan terjadwal, adalah kunci keberhasilan belajar yang berkelanjutan.